1. Singkong diparut halus dan kemudian ditambahkan kelapa parut, gula aren, dan daun pandan. Semua bahan tersebut kemudian dicampur hingga merata.
2. Adonan singkong kemudian dibungkus dalam daun pisang yang bersih dan rapat. Daun pisang memberikan aroma alami yang khas pada Awul-Awul.
3. Paket adonan kemudian dikukus hingga matang dan mengeluarkan aroma harum yang menggoda selera.
Cita Rasa dan Cara Menikmati Awul-Awul
Awul-Awul memiliki cita rasa yang unik dan lezat. Tekstur dari singkong yang halus dan kenyal, dipadukan dengan rasa manis dari gula aren dan gurih dari kelapa parut, menciptakan harmoni rasa yang memanjakan lidah. Aroma wangi daun pandan juga memberikan sensasi tersendiri ketika memakannya.
BACA JUGA:Ingat Jajanan Tradisional? Nah, Inilah Jajanan Yang Jarang Ditemui di Era Sekarang. Apa Saja?
Awul-Awul biasanya disajikan sebagai camilan atau makanan penutup. Camilan ini sering dinikmati dalam keadaan masih hangat ketika daun pisang masih memancarkan aroma yang segar. Beberapa orang juga menyukai Awul-Awul disajikan dingin setelah didiamkan dalam lemari es.
Peran Budaya dan Melestarikan Awul-Awul
Awul-Awul merupakan bagian penting dari budaya kuliner Jawa Tengah. Hidangan ini tidak hanya mencerminkan kekayaan bahan alam Indonesia, tetapi juga melestarikan tradisi dan warisan kuliner nenek moyang.
Sayangnya, di era modern dengan munculnya makanan instan dan camilan modern, Awul-Awul mulai langka dan sulit ditemui di beberapa daerah.
Upaya melestarikan makanan tradisional seperti Awul-Awul sangat penting untuk menjaga keanekaragaman kuliner Indonesia.
Dukungan dari pemerintah, pelaku usaha kuliner, dan masyarakat dalam mempromosikan dan mengapresiasi makanan tradisional dapat membantu menjaga keberlanjutan warisan budaya kuliner ini.
Jika lebih banyak orang mengenali, menyukai, dan membeli Awul-Awul, kuliner khas Jawa Tengah ini akan tetap hidup dan terus dinikmati oleh generasi mendatang. Mari lestarikan dan nikmati kelezatan Awul-Awul sebagai bagian dari kekayaan budaya dan kuliner Indonesia(*)