DISWAYJATENG.ID - Gunung Merapi, yang terletak di Jawa Tengah, merupakan salah satu gunung berapi paling aktif di Indonesia. Selain keindahan alamnya yang menakjubkan, Gunung Merapi juga memiliki sejarah yang sarat dengan cerita mistis dan legenda.
Dalam artikel ini, kami akan menjelajahi kisah-kisah mistis yang jarang diketahui dari Gunung Merapi, yang memperkaya mitologi dan kepercayaan masyarakat sekitarnya.
1. Gaibnya Makam Mbah Maridjan
Salah satu cerita mistis yang terkait dengan Gunung Merapi adalah gaibnya makam Mbah Maridjan.
Mbah Maridjan adalah seorang abdi dalem Keraton Yogyakarta yang secara sukarela menjadi juru kunci Gunung Merapi. Ia percaya bahwa dirinya memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan roh-roh di dalam gunung.
Namun, saat letusan besar Gunung Merapi pada tahun 2010, Mbah Maridjan menolak untuk dievakuasi dan memilih untuk tetap di tempatnya yang sebelumnya dianggap aman.
Banyak orang percaya bahwa ia telah menjadi bagian dari kekuatan mistis Gunung Merapi.
BACA JUGA:Keajaiban Mistis Gunung Slamet: Air Terjun, Pesugihan, dan Siluman Naga
2. Legenda Ratu Kidul dan Gunung Merapi
Legenda Ratu Kidul, dewi laut Jawa, juga terkait dengan Gunung Merapi.
Konon, ada kepercayaan bahwa Gunung Merapi adalah tempat bertemunya Ratu Kidul dengan Sang Hyang Ratu Jagad, dewa yang menguasai Gunung Merapi.
Mitos ini menyatakan bahwa letusan Gunung Merapi adalah pertanda adanya perjanjian atau pertemuan antara Ratu Kidul dan dewa tersebut.
Banyak orang yang percaya bahwa saat Gunung Merapi meletus, Ratu Kidul akan pergi dari laut dan pergi ke Gunung Merapi untuk pertemuan tersebut.
BACA JUGA: 7 Fakta Menarik dan Kisah Mistis yang Jarang Diketahui dari Sejarah Goa Sunyaragi di Cirebon
3. Kebun Raya Kaliurang dan Kediaman Makhluk Halus
Kebun Raya Kaliurang yang terletak di lereng Gunung Merapi juga memiliki reputasi sebagai tempat yang angker dan terhuni oleh makhluk halus.
Konon, beberapa pengunjung melaporkan pengalaman melihat penampakan atau mendengar suara-suara mistis di sekitar kebun raya ini.
Beberapa orang bahkan mengklaim melihat makhluk halus seperti kuntilanak atau pocong di sekitar area tersebut.
Meskipun tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim-klaim ini, kepercayaan masyarakat setempat terhadap keberadaan makhluk halus di sekitar Gunung Merapi masih sangat kuat.
BACA JUGA:10 Teknik Dasar Mendaki yang Wajib Dimiliki
4. Mitos Naga di Gunung Merapi
Naga dianggap sebagai simbol yang kuat dalam kepercayaan masyarakat Jawa.
Menurut legenda, ada kepercayaan bahwa Gunung Merapi dijaga oleh seekor naga yang memiliki kekuatan mistis.
Naga ini teryakini bertanggung jawab atas letusan dan pergerakan gunung. Beberapa orang percaya bahwa ketika naga ini terbangun, Gunung Merapi akan meletus.
Mitos ini menambah kesan magis dan misterius dari Gunung Merapi dalam kepercayaan dan budaya lokal.
5. Tempat Bertapa Para Wali
Gunung Merapi juga terkenal sebagai tempat bertapa para wali atau orang suci dalam tradisi Islam Jawa.
Beberapa puncak dan gua di Gunung Merapi diyakini menjadi tempat mereka bermeditasi dan mencapai kesempurnaan spiritual.
Beberapa tempat ini seperti Gua Jatijajar dan Gua Selarong dianggap memiliki energi mistis yang kuat.
Banyak orang datang ke tempat-tempat ini untuk berdoa, meditasi, dan mencari keberkahan spiritual.
Gunung Merapi bukan hanya tujuan wisata alam yang menakjubkan, tetapi juga sarat dengan cerita mistis dan legenda yang memperkaya budaya dan kepercayaan masyarakat sekitarnya.
BACA JUGA:10 Manfaat Kesehatan dari Aktivitas Mendaki, Bikin Awet Muda!
Kisah-kisah tentang makam yang hilang, pertemuan dewi laut, keberadaan makhluk halus, mitos naga, dan tempat bertapa para wali, semuanya memberikan dimensi mistis dan magis pada Gunung Merapi.
Meskipun klaim-klaim mistis ini tidak dapat diverifikasi secara ilmiah, mereka tetap menjadi bagian penting dari warisan budaya dan mitologi yang melekat pada gunung ini.
Jadi, jika Anda mengunjungi Gunung Merapi, jangan hanya terpesona oleh keindahan alamnya, tetapi juga terbuka untuk misteri dan cerita-cerita mistis yang terkait dengan gunung yang kuat ini. (*)