BREBES, (DiswayJateng.id) - Ratusan nelayan di Desa Kaliwingi, Kecamatan Brebes sudah tak melaut tiga pekan terakhir. Sebab, mereka terkendala sulitnya mekanisme pembelian solar bersubsidi sebagai modal dasar melaut.
Meskipun semua nelayan kecil tersebut sudah mengantongi rekomendasi pembelian solar dari Dinas Perikanan Kabupaten Brebes. Namun, nelayan diharuskan beli langsung ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan Kluwut. Sedangkan, pembelian solar bersubsidi dibatasi hanya 50 liter/ hari bagi setiap nelayan dan antreannya panjang.
Kondisi tersebut, dibenarkan perwakilan Paguyuban Nelayan Kaliwlingi Kalicogo Daryono. Menurutnya, makin sulitnya membeli solar bersubsidi sudah dirasakan nelayan sejak penyesuaian harga BBM. Bahkan, terhitung sudah 21 hari sekitar 300 nelayan Kaliwlingi tidak melaut.
Alasannya, jarak tempuh ke SPBN Kluwut butuh waktu 1 jam belum termasuk antrean. Termasuk, jam pelayanan baru dibuka pukul 08.00 pagi hingga 16.00 sore. Sedangkan, aktifitasnya melaut harus berangkat subuh dan baru pulang maghrib.
"Rekomendasi dari Dinas Perikanan memang mudah, tapi teknis pembeliannya yang tidak boleh diwakilkan. Padahal, banyak nelayan kerepotan armada angkutnya," terangnya.
Dengan kapasitas perahu 3GT, lanjut Daryono, ratusan nelayan kecil mengaku bingung dan nihil pemasukan. Sebab, perekonomian masyarakat nelayan Kaliwlingi hanya mengandalkan hasil melaut. Sehingga, harapannya pemerintah memberikan kebijakan yang memihak nelayan. Jika ada oknum yang melanggar aturan pembelian solar bersubsidi, silahkan disanksi tapi jangan dipukul rata.
"Karena imbasnya langsung terasa pada nelayan kecil seperti kami. Setelah harga BBM naik, dampaknya semua harga ikut naik makin susah cari makan," ujarnya.
Hal senada, disampaikan Soni, 50, nelayan Desa Kaliwlingi yang sudah tidak melaut 21 hari terakhir. Alasannya, kesulitan membeli solar bersubsidi meski sudah punya rekomendasi dari Dinas Perikanan.
Padahal, sejak kebijakan penyesuaian harga BBM bersubsidi, nelayan kecil sudah bersedia. Namun, ternyata ketersediaan solar untuk kebutuhan utama melaut makin susah didapat.
"Penyesuaian harga solar bersubsidi menjadi Rp 6.800 juga sudah kami ikuti. Tapi, kenapa masih dipersulit dan makin susah ketersediaan solarnya. Mohon nasib nelayan yang kecil ini diperhatikan," pungkasnya.