SEMARANG, (Disway Jateng) -- Menyegerakan untuk berbuka dan mengakhirkan untuk makan sahur sangat dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW dalam sunahnya.
Mengakhirkan makan sahur ternyata juga dianggap lebih baik dari sisi kesehatan medis.
Dokter Spesialis Gizi Klinik dari Universitas Indonesia dr. Diana Felicia Suganda, M.Kes, Sp.GK tak menyarankan untuk makan sahur lebih dini atau beberapa jam menjelang waktu sahur seharusnya, misalnya pukul 24.00.
"Sahur kalau lebih cepat artinya waktu kita berpuasa lebih panjang," ujarnya, dilansir dari Antara, Senin (11/4).Menurut Diana, sahur sebaiknya dilakukan mendekati imsak, supaya jarak dengan berbuka tidak lebih dari 13-14 jam.
“Kalau sahur dilakukan sekitar pukul 03.00-04.00, kamu berpuasa sekitar 13-14 jam hingga waktu berbuka puasa pukul 18.00,” ungkapnya.
Diana mengatakan bahwa waktu puasa lebih panjang akan berbahaya bagi para orang yang memiliki masalah gula darah.
Pasalnya, waktu berpuasa yang lebih panjang bisa menyebabkan gula darah menjadi turun drastis.
"Pengaruhnya untuk orang-orang dengan masalah gula darah itu biasanya jadi lebih berat kalau lewat dari jam makan, karena waktu berpuasa lebih panjang bisa menurunkan gula darah," jelasnya.
Selain itu, sahur dini pukul 24.00 demi menghindari bangun sahur pukul 03.00 bisa mengganggu jam biologis tubuh.
Pasalnya, saat itu adalah waktu tubuh beristirahat, termasuk saluran cerna.
Menurut Diana, semua yang disebutkannya sudah ada penelitian terdahulu.
"Jadi sebaiknya sahurnya tidak jam 24.00 atau dijadikan makan malam. Sewajarnya saja kita sahur sesuai jam menuju imsak dan saat berbuka puasa," paparnya. (genpi)
Editor: Ismail Fuad