JAKARTA (DiswayJateng) – Sebanyak 60 ribu buruh rencananya akan turun ke jalan menggelar May Day Fiesta di depan gedung DPR RI, dan Gelora Bung Karno, siang ini. Dalam aksinya massa buruh akan menyuarakan 18 tuntutan kepada anggota DPR dan pemerintah.
Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyampaikan aksi unjuk rasa itu bagian dari rangkaian peringatan Hari Buruh Dunia yang berlangsung sejak 1 Mei.
Menurutnya, 18 tuntutan massa buruh itu antara lain menyangkut permintaan kepada pemerintah agar menurunkan harga bahan pokok, bahan bakar minyak dan gas.
“Sahkan RUU (Rancangan Undang-Undang) PPRT (Perlindungan Pekerja Rumah Tangga), tolak revisi UU PPP (Pembentukan Peraturan Perundang-undangan), dan tolak revisi UU SP/SB (Serikat Pekerja/Serikat Buruh),” katanya.
Tuntutan lainnya adalah menolak upah murah, meminta pemerintah menghapus mekanisme pekerja alih daya (outsourcing), menolak kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN), dan meminta pemerintah segera mengesahkan Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang perlindungan Anak Buah Kapal (ABK) dan buruh migran. Di samping itu, massa buruh meminta pemerintah dan DPR RI segera meratifikasi Konvensi ILO Nomor 190 tentang Penghapusan Kekerasan dan Pelecehan di Dunia Kerja. Aksi unjuk rasa kelompok buruh turut meminta kepada aparat penegak hukum berhenti mengkriminalisasi petani.
Tuntutan lainnya, massa buruh juga meminta pemerintah mengangkat guru dan tenaga honorer jadi PNS, mendorong perusahaan memastikan status kerja pengemudi motor/mobil online sebagai pekerja bukan mitra, dan memberdayakan sektor informal. Said Iqbal menyampaikan aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR/MPR berlangsung pada pukul 10.00 hingga 12.00 WIB, dilanjutkan dengan demonstrasi di GBK pada 13.00 hingga 17.00 WIB.
Kegiatan di GBK hanya diikuti sekitar 50.000 buruh demi mengikuti ketentuan protokol kesehatan yang dianjurkan oleh pemerintah dan mencegah risiko penularan COVID-19. Massa buruh yang ikut unjuk rasa di depan gedung DPR RI berasal dari DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten.
Editor : R Gunawan