Tanggul Sungai Jebol, Pemukiman Desa Srikaton Pati Terendam Banjir dari Pegunungan Kendeng
Hujan deras memicu banjir mendadak di sejumlah desa di Kecamatan Kayen Pati. --
PATI, diswayjateng.com - Pemukiman Desa Srikaton, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati sempat terendam banjir. Kondisi ini akibat jebolnya tanggul sungai hingga memicu luapan air.
Peristiwa tersebut dipicu curah hujan lebat di wilayah Pegunungan Kendeng pada Jumat (19/12/2025) sekira pukul 16.30 WIB. Debit air hujan yang tinggi dari Desa Beketel mengalir deras hingga meluber hingga ke Desa Srikaton.
Kejadian mulai terpantau sekitar pukul 18.30 WIB, setelah hujan deras mengguyur wilayah hulu sejak pukul 16.30 WIB.
Tingginya debit air membuat tanggul sungai di Desa Srikaton tidak mampu menampung aliran air, sehingga mengalami jebol dengan lebar sekitar 7 meter dan kedalaman mencapai 10 meter.
Akibat jebolnya tanggul tersebut, satu RT di Desa Srikaton terdampak banjir. Genangan air terjadi di Jalan Desa Srikaton RT 03 RW 04 dengan ketinggian air sekitar 25 sentimeter sepanjang kurang lebih satu kilometer.
Meski demikian, arus lalu lintas masih dapat dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat.
Selain menggenangi jalan kampung, air juga masuk ke permukiman warga. Sedikitnya 43 rumah di RT 03 RW 04 tergenang air. Dalam kejadian ini tidak terdapat korban jiwa maupun kerugian materiil. 
Aparat polisi bersiaga memantau debit air sungai yang memicu tanggul jebol. --
Aparat Polisi Siaga Bencana
Menindaklanjuti kejadian tersebut, personel Polsek Kayen bersama Piket Siaga Bencana Polresta Pati yang dipimpin Kapolsek Kayen AKP Parsha, segera turun ke lokasi.
Petugas melakukan pemantauan situasi, pengaturan arus lalu lintas, serta membantu warga membersihkan sisa luapan air.
Kapolresta Pati melalui Kapolsek Kayen AKP Parsha menyampaikan, banjir yang terjadi bersifat sementara atau hanya “numpang lewat” akibat kiriman air dari wilayah hulu.
“Aliran air meluap sekitar satu hingga dua jam, dan saat ini kondisi sudah mulai surut,” ujarnya.
Ia juga mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem, terutama saat intensitas hujan tinggi di wilayah pegunungan.
“Kami terus melakukan monitoring dan siap mengambil langkah cepat apabila terjadi perkembangan situasi di lapangan,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: