Edukasi Cegah Radikalisme, KKP Putar Film 'Road to Resilience' dan Bedah Buku

Edukasi Cegah Radikalisme, KKP Putar Film 'Road to Resilience' dan Bedah Buku

Ruangobrol.id menggelar diskusi film Road to Resilience dan Bedah Buku Anak Negeri di Pusaran Konflik Suriah di Aula Fisip Undip, Selasa 3 Juni 2025.--istimewa-Wahyu Sulistiyawan

SEMARANG, diswayjateng.id – Sebagai langkah cegah radikalisme, kurang lebih 200 mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional (HI) FISIP Universitas Diponegoro (Undip) Semarang mengikuti pemutaran film dokumenter "Road to Resilience" dan bedah buku "Anak Negeri di Pusaran Konflik Suriah" di gedung Aula Fimena FISIP Undip Semarang.

Film Road to Resilience ini merupakan produksi Kreasi Prasasti Perdamaian (KPP) bersama ruangobrol.id sebagai bagian dari kampanye edukasi pencegahan ekstremisme kekerasan.

Direktur ruangobrol.id, Noor Huda Ismail menegaskan, bahwa film ini ditujukan untuk generasi muda karena mereka merupakan kelompok paling rentan terhadap paparan ekstremisme bahkan sejak di bangku sekolah.

"Isu terorisme dan radikalisme itu berat dan menakutkan. Namun, lewat film dan kisah nyata, seperti perjalanan Febri, publik bisa memahami bahwa semua ini berawal dari pilihan kecil yang kemudian berdampak besar," ucapnya, Selasa 3 Juni 2025.

BACA JUGA:Film Wathek Juara 2 Festival Film Pendek Nasional

BACA JUGA:Hadirkan Sekolah Animasi Internasional, Menekraf Kagumi Film Animasi Karya SMK RUS Kudus

Lebih lanjut, dia mencontohkan mantan Napiter Hadi Masykur yang terpapar sejak di bangku SMP. Tidak sedikit juga yang bergabung saat di bangku kuliah.

"Banyak anak-anak yang terpapar sejak kecil, dan tidak sedikit mulai terpapar radikal saat masuk di bangku kuliah,"terangnya.

Noor Huda menceritakan, film Road to Resilience ini mengisahkan sosok Febri Ramdani (22) yang nekat berangkat ke Suriah pada 2016. Ia menyusul ibunya yang telah lebih dulu bergabung dengan jaringan ISIS.

Alih-alih menemukan kehidupan yang dijanjikan, Febri justru terjebak dalam kekejaman dan penindasan. Ia dan 16 anggota keluarganya akhirnya direpatriasi ke Indonesia pada Agustus 2017.

BACA JUGA:FSAI 2025 Semarang, Dr Dean Chircop Beri Tips Bikin Skenario Film yang 'Relate'

BACA JUGA:PMB dan Bupati Batang Luncurkan Film Dokumenter Sejarah, Tantang Generasi Muda Mengenali Akar Budayanya

Namun, kepulangan itu bukan akhir perjuangan. Febri harus menghadapi stigma sosial, tekanan ekonomi, serta krisis identitas yang membuatnya sempat mengalami depresi berat.

Rasa penasaran mahasiswa banyak bermuculan usai melihat film tersebut, berbagai pertanyaan kritis dilontarkan terkait sosok Febri Ramdani tokoh utama yang nekat berangkat ke Suriah untuk menyusul ibunya yang telah lebih dulu berada di wilayah kekuasaan ISIS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: