Serangan DBD Ancaman Serius, Pokjanal Kudus Dilecut Basmi Aedes Aegypti

Serangan DBD Ancaman Serius, Pokjanal Kudus Dilecut Basmi Aedes Aegypti

Bupati Samani ajak semua pihak tanggulangi penyebaran DBD. -arief pramono/diswayjateng.id-

KUDUS, diswayjateng.id- Serangan Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi ancaman serius bagi masyarakat Kabupaten Kudus. Tercatat hingga saat ini, ditemukan 251 kasus DBD yang terjadi di Kota Kretek.

Meski belum bisa membasmi total ancaman serangan nyamuk mematikan ini, namun Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus sesumbar mampu membuat zero kasus DBD di wilayah setempat.  

Kini berbagai upaya dilakukan Pemkab Kudus untuk menguatkan Kelompok Kerja Operasional (Pokjanal) Penanggulangan Dengue. Langkah ini untuk menekan laju kasus DBD.

Selain itu, aktif mengkampanyekan Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik (juru pemantau jentik). Semua masyarakat diharapkan peka dan menjaga lingkungan sekitar.

“Mari kita dukung lingkungan yang bebas nyamuk, sekolah yang bebas nyamuk dengan kebersihan, agar tidak terkena DBD,” pinta Bupati Kudus, Sam’ani Intakoris saat hadir di Pertemuan Lintas Sektor Pokjanal Penanggulangan Dengue.

Samani mengajak semua pihak bergotong royong menanggulangi penyebaran DBD. Termasuk Organisasi Perangkat Daerah (OPD), tenaga kesehatan, organisasi profesi, media massa dan masyarakat Kudus.

Samani menyebut tindakan fogging bukan solusi utama membasmi nyamuk DBD. Justru dapat menimbulkan resistensi nyamuk. Sebaliknya, Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) lebih efektif dan berkelanjutan.

“Saat ini ada 251 kasus, dan target kita kalau bisa ya zero kasus DBD di Kudus,” tukas Samani.

Sementara itu, Kepala DKK Kudus, dr. Andini Aridewi mengatakan, sebanyak 47 persen anak-anak terserang kasus DBD dari 251 kasus yang terjadi sejak awal tahun 2025 hingga saat ini.

“Sejak tahun 2022 hingga 2024, kasus DBD memang mengalami penurunan, tapi kasus kematian sempat menjadi perhatian. Tahun ini, sampai minggu ke-18, tercatat 251 kasus tanpa kematian. Semoga tidak bertambah,” ujar Andini.

Untuk menekan kasus DBD di lingkungan sekolah, kata Andini, pihak DKK gencarkan program Sekolah Bebas Nyamuk (SBN). Sehingga, lingkungan sekolah yang menjadi tempat kedua bagi anak-anak, bisa terbenas dari nyamuk aedes aegypti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: