Modal Digondol, Beras Tak Datang: Kisah Pilu Pengusaha Penggilingan Padi Pekalongan

Dul Yasin, pengusaha penggilingan Padi Pekalongan--IST
PEKALONGAN, diswayjateng.id - Dul Yasin (54), pria dari Desa Curug, Kecamatan Tirto, Kabupaten PEKALONGAN, adalah potret pejuang usaha yang terluka oleh kepercayaan.
Selama 15 tahun menggeluti bisnis penggilingan padi, ia bukan hanya menghadapi naik turunnya harga gabah, tapi juga ulah rekan bisnis yang tega menipunya.
Modusnya sama, wajah pelakunya berbeda.
Salah satu kisah paling menyesakkan terjadi pada 2017 saat rekan bisnis yang biasa memasok gabah basah tiba-tiba meminta uang muka karena kehabisan dana.
BACA JUGA: Pembatasan Truk Sumbu Tiga di Pantura Batang-Pekalongan, Kakorlantas: Masih Terus Kami Bahas
BACA JUGA: Tumpas Premanisme di Pekalongan, Polres Kerahkan 190 Personel
"Dia sudah tiga tahun jadi pemasok, tidak pernah ada masalah," ujar Dul Yasin, Senin, 12 Mei 2025.
Namun sejak menerima uang muka, rekan itu raib tak meninggalkan jejak.
Gabah basah sebanyak 8 ton yang dijanjikan tak pernah sampai, dan uang Rp 25 juta pun ikut menguap.
"Belakangan saya dengar uang itu malah dipakai beli mobil bak terbuka," katanya.
BACA JUGA: Gencarkan Program Genting, Pekalongan Perangi 1.130 Stunting Lewat Dapur Sehat
BACA JUGA: SKB Kota Pekalongan Dibanjiri Peminat: Kuota Terbatas, Warga Cepat Daftar
Tak cukup sekali, Dul kembali jadi korban janji palsu dari seorang juragan sawah yang juga dikenal baik.
Dengan dalih pengiriman gabah akan segera dilakukan, ia kembali mengucurkan dana awal senilai Rp 15 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: