Enam Mahasiswa Jadi Tersangka Kericuhan Aksi May Day 2025 di Semarang

Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Syahduddi dalam jumpa pers di Polrestabes Semarang Sabtu 3 Mei 2025.-Istimewa/ Umar Dani -
SEMARANG, diswayjateng.id – Aksi peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day 2025 di Kota Semarang berakhir ricuh.
Polisi mengungkap kericuhan yang terjadi di kawasan Gubernuran, Jalan Pahlawan, dipicu oleh kelompok anarko.
Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Syahduddi mengungkapkan sebanyak enam orang telah ditetapkan sebagai tersangka karena dianggap melawan aparat saat bertugas dan melakukan perusakan fasilitas umum.
"Para tersangka merupakan mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi di Semarang " ujar Syahduddi, dalam jumpa pers di Polrestabes Semarang Sabtu 3 Mei 2025.
BACA JUGA:Lindungi Buruh dari Aksi Anarkis, Polisi Bubarkan Kelompok Anarko Yang Ganggu Aksi Damai May Day
BACA JUGA:Forkopimda Sragen Turut Kecam Aksi Anarko saat May Day di Semarang, Dorong Polisi Harus Proses Hukum
Dia menjelaskan, kenam tersangka terdiri 3 mahasiswa UNNES yaitu MAS, menjabat sebagai Menteri Koordinator Sosial dan Politik BEM UNNES; KM, Staf Muda DMED PRO (Aksi, Media, dan Propaganda) BEM FMIPA UNNES dan ADA, mahasiswa FMIPA UNNES.
"Sedangkan dua lainya yaitu seorang dari UEM, ANH USM; dan (MJR), mahasiswa D-III Administrasi Pajak Sekolah Vokasi UNDIP; dan (AZG), mahasiswa Unimus" kata Syahduddi. Menurut penyelidikan, keenam tersangka memiliki peran masing-masing dalam memicu kericuhan.
MAS disebut sebagai penggerak awal yang melakukan konsolidasi dan memberikan arahan kepada peserta aksi untuk mengenakan pakaian serba hitam. Sekitar pukul 17.00 WIB, mereka menyusup ke dalam barisan demonstran yang sebelumnya tertib.
BACA JUGA:Lindungi Buruh dari Aksi Anarkis, Polisi Bubarkan Kelompok Anarko Yang Ganggu Aksi Damai May Day
BACA JUGA:Polisi Bubarkan Kelompok Anarko Demi Lindungi Aksi Damai Buruh di May Day Semarang
"Setiap fakultas diminta menggunakan identitas berupa slayer agar mudah dikenali," jelas Syahduddi. KM berperan membantu MAS dalam merencanakan aksi dan melempar pagar besi ke arah petugas.
ADA membantu KM menumpuk besi di pintu masuk Kantor Gubernur Jawa Tengah guna menghalangi akses keluar-masuk petugas.
ANH melempar batu dan menendang aparat. MJR melempar batu dan besi serta menarik pagar barikade. Sementara AZG melempar botol, batu, dan besi ke arah petugas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: