Produksi 15 Ribu Ton, Kudus Berpotensi Jadi Sentra Padi Ketan Nasional

Bupati Kudus, Sam’ani Intakoris meninjau panen raya padi ketan di Desa Wates, Kecamatan Undaan.-arief pramono/diswayjateng.id-
KUDUS, diswayjateng.id – Bupati KUDUS Sam’ani Intakoris meninjau langsung panen raya padi ketan di Desa Wates, Kecamatan Undaan, yang menjadi salah satu daerah penghasil ketan terbesar di Kabupaten KUDUS, Senin 24 Maret 2025.
Dengan luas lahan sekitar 4.500 hektare dan rata-rata produksi 6 ton per hektare, total hasil panen ketan di daerah tersebut diperkirakan mencapai lebih dari 15.000 ton. Sam’ani menekankan pentingnya perhatian dari pemerintah pusat terhadap produksi ketan di Kudus.
Saat ini, beras ketan masih dikategorikan sebagai tanaman industri, bukan tanaman pangan. Padahal kebutuhan masyarakat terhadap ketan sangat tinggi, terutama untuk produksi jenang, kue tradisional, dan makanan khas lainnya.
“Kita ingin mengusulkan kepada Menteri Pertanian agar beras ketan ini diperhitungkan sebagai tanaman pangan. Jangan sampai Indonesia justru mengimpor ketan dari luar negeri,” ujar Samani.
BACA JUGA:Ribuan Buruh Rokok di Kudus Bertabur Cuan, Digerojok Bantuan Langsung Tunai Jelang Lebaran
BACA JUGA:UMKM Lokal Alsintan Berlabel SNI, Bupati Kudus: Siap Modernisasi Pertanian
Sementara di Kudus sendiri, kata Samani, ada sentra produksi padi ketan yang bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri. Selain itu, ia menyoroti turunnya harga beras ketan yang hanya Rp4.500 per kilogram. Harga itu di bawah harga sebelumnya yang mencapai Rp9.000 per kilogram.
Bupati berharap Bulog dapat turun tangan untuk menyerap hasil panen para petani agar harga bisa kembali stabil.
“Semoga harga bisa naik lagi, apalagi mendekati hari raya di mana permintaan ketan biasanya meningkat. Kami juga terus mendorong agar ada kebijakan dari pemerintah pusat yang lebih berpihak pada petani ketan,” tambahnya.
Para petani di Desa Wates dan sekitarnya sebagian besar masih setia menanam padi ketan. Padahal mereka diberikan edukasi untuk mencoba diversifikasi tanaman.
BACA JUGA:Bazar Murah Polri Presisi Rp 70 Ribu, Direspon Antusias Polri dan ASN Polres Kudus
Mereka mempertahankan tradisi turun-temurun menanam ketan, karena pasar lokal masih memiliki permintaan tinggi. Dengan produksi yang melimpah dan potensi besar sebagai sentra padi ketan, Kudus diharapkan mampu memenuhi kebutuhan ketan nasional. Selain itu, mengurangi ketergantungan terhadap impor dari luar negeri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: