Ini Upaya Dinkes Grobogan Atasi Kasus Gizi Buruk yang Meningkat Signifikan

Kader Posyandu melaksanakan program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) di Kecamatan Wirosari, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Kamis 5 September 2024. (Achmad Fazeri/Diswayjateng.id)--
GROBOGAN, diswayjateng.id – Kasus gizi buruk di wilayah Kabupaten Grobogan mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Grobogan telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi persoalan kasus gizi buruk ini.
“Upaya penanganan sudah kami lakukan secara maksimal, ada pemberian mineral mix, formula 75, dan juga formula 100,” ujar Plt. Subkoordinator Gizi, Remaja, dan Lansia Dinkes Kabupaten Grobogan, Rumia Magdalena, kepada diswayjateng.id di depan aula pertemuan Dinkes Kabupaten Grobogan, Rabu 3 Maret 2025 siang.
Selain itu, Lena, sapaan akrab Rumia Magdalena, melanjutkan, upaya mengatasi kasus gizi buruk juga dilakukan dengan program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dan Pangan Diet Khusus (PDK) berbasis kearifan lokal.
BACA JUGA:Angka Gizi Buruk di Grobogan Mencapai 146 Kasus, Satu Balita Meninggal Dunia
BACA JUGA:Rp2,7 Miliar Bankeu untuk Tekan Angka Gizi Buruk Masyarakat Blora
Program ini dirancang guna meningkatkan berat badan anak yang mengalami malnutrisi dan berisiko stunting pada kasus gizi buruk ini.
“PMT ini untuk balita kurang gizi dan stunting serta ibu hamil KEK,” terangnya.
Lena menambahkan, PMT diberikan pada balita yang tiga kali berturut-turut tidak mengalami kenaikan berat badan, ataupun berat badannya berada di garis merah pada Kartu Menuju Sehat (KMS).
Karena itu, makanan yang diberikan dalam PMT harus memenuhi kebutuhan karbohidrat, protein hewani, vitamin, serta mineral.
BACA JUGA:Balita Gizi Buruk Banjir Simpati, Kader PDIP Brebes Juga Ikut Menjenguk
BACA JUGA:Tak Mampu Bayar Kontrol Lanjutan, Baznas Kota Tegal Beri Bantuan Balita Gizi Buruk
“Tapi sayang, saat PMT dihentikan, biasanya berat badannya turun lagi,” katanya.
Menurut Lena, upaya paling utama sebetulnya ada pada pola asuh dari orangtua. Dimana orangtua harus memperhatikan nutrisi makanan bagi anaknya, terutama yang mengandung protein tinggi hewani.
“Enggak harus mahal dan enggak harus daging juga. Bisa dengan telur rebus atau ikan goreng,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: