Polres Batang Waspada Perang Sarung Jelang Sahur, Tradisi atau Aksi Kriminal?

Kasatreskrim Polres Batang AKP Imam Muhtadi-Bakti Buwono/Disway-
BATANG, diswayjateng.id - Tradisi perang sarung jadi perhatian khusus jajaran Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Batang. Aksi yang kerap terjadi menjelang waktu sahur ini meresahkan masyarakat dan mengancam ketertiban umum.
Kapolres Batang AKBP Edi Rahmat Mulyana melalui Kasatreskrim Polres Batang AKP Imam Muhtadi menyatakan bahwa perang sarung bukan lagi dianggap sebagai kenakalan remaja biasa.
Sebab, dalam aksinya, pelaku sering kali menyisipkan benda-benda berbahaya ke dalam sarung yang digunakan untuk melukai lawan.
“Fenomena ini sering muncul di bulan puasa dan telah meresahkan masyarakat. Ini adalah tindakan serius dan tidak bisa dianggap sebagai kenakalan remaja biasa,” kata AKP Imam Muhtadi, Senin 3 Maret 2025.
BACA JUGA: Operasi Cipta Kondisi, Polres Batang Tangkap 75 Preman hingga Gerebek 59 Pasangan Bukan Suami Istri
BACA JUGA: Polres Batang Ungkap Tiga Kasus Curanmor, Sasar Jemaah Salat di Masjid Agung
AKP Imam menambahkan bahwa pihak kepolisian menerima banyak laporan terkait perang sarung di beberapa titik di Batang, seperti di Lampu Merah MAN Batang.
Atas laporan tersebut, Polres Batang meningkatkan patroli untuk mencegah aksi serupa.
Polres Batang menegaskan bahwa tindakan hukum akan diterapkan kepada pelaku yang terlibat dalam perang sarung.
Para pelaku berpotensi dijerat dengan berbagai pasal dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) dan Undang-Undang Perlindungan Anak.
BACA JUGA: Antisipasi Potensi Gangguan, Polres Batang Siapkan Pengamanan Saat Pelantikan Bupati Terpilih
BACA JUGA: Truk Besar Dilarang Masuk Kota, Kasatlantas Polres Batang Imbau Lewat Tol
“Pelaku tawuran perang sarung bisa dijerat dengan UU RI No. 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, Pasal 76C, Pasal 80 ayat 1 dan 2, serta Pasal 170 KUHP tentang pengeroyokan dengan ancaman hukuman penjara di atas lima tahun,” jelas AKP Imam.
Jika aksi perang sarung tersebut mengakibatkan korban jiwa, pelaku dapat dijerat dengan Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dengan ancaman hukuman penjara hingga 15 tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: