Perajin Warak Ngendhog, Arif: Kepala Hewan Mitologi Kota Semarang Berkepala Buraq bukan Naga

Pengrajin warak ngendhog, Arif Rahman menunjukan perwujudan asli kepala warak ngendok, di rumahnya jalan Purwadinatan, Kota Semarang, Senin, 17 Februari 2025--Wahyu Sulistiyawan
"Dulu kakek saya menerima pesanan dari PPJ warak ngendhog berkepala naga, kalau saya menerima pesanan dari Perhimpunan Pedagang dan Jasa (PPJP),"ujarnya.
Arif menjadi generasi ketiga dalam membuat patung warak ngendhog yang diturunkan dari orang tua.
"Membuat warak ngendhog ini turun temurun dari orang tua kesaya, sejak smp saya sudah mulai membuatnya," katanya.
BACA JUGA:Munas VI IKA UII Digelar di Semarang, Alumni Didorong Berkontribusi bagi Pembangunan
Ia mengaku sejak covid-19 melanda hingga sekarang, pesanan warak ngendhog semakin menurun, dimana biasanya bisa mencapai 100 hingga 150 pesanan, saat ini hanya 14 biji warak ngendhog yang dibuatnya.
"Sejak covid pesanan semakin menurun, sebelumnya bisa mencapai 150, tahun kemarin 30 dan ini hanya 14 biji warak ngendhog pesanan dari SD Palebon,"keluhnya.
Raplika hewan yang menjadi ciri khas Kota Semarang ini kerab dipesan oleh sejumlah instansi pemerintah seperti kantor Kecamatan, Kelurahan dan sekolah.
"Kalau hari biasa biasanya mahasiswa yang memesan, tapi kalau jelang ramadan seperti ini instansi pemerintah dan sekolah," jelasnya.
BACA JUGA:Sidang Kasus Pemalsuan Akta di Semarang Ditunda, Pelapor Tak Hadir
BACA JUGA:Diduga Trobos Palang Kereta, Siswi SMK Negeri 10 Semarang Tertemper KA Harina
Menurut Arif, dalam pengerjaan warak ngendhok sendiri bisa membutuhkan waktu satu malam untuk ukuran 2,5x1,5 meter.
"Kalau proses pembuatan cepet, bisa satu malam untuk ukuran tanggung yang penting barang semua sudah tersedia,"bebernya.
Warak ngendhog yang dibuat dari rangka kayu palet, yang dibalut dengan kertas kotan dan dilapisi kertas minyak aneka warna ini dijual mulai dari Rp50 ribu hingga Rp3,5 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: