Nana Optimis Produksi Padi Jateng Capai 11,8 Juta Ton pada 2025
Rapat Koordinasi Pencapaian Swasembada Pangan Provinsi Jawa Tengah di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Kota Semarang, Kamis 16 Januari 2025-Istimewa/ Umar Dani -Humas Pemprov Jateng
SEMARANG, diswayjateng.id – Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana optimis produksi padi jateng bisa mencapai 11,8 juta ton. Hal ini sesuai dengan yang ditargetkan Kementerian Pertanian untuk Jawa Tengah pada 2025 ini.
Nana Sudjana optimis bahwa target produksi padi Jateng ini akan tercapai, mengingat peran Jawa Tengah sebagai lumbung padi nasional yang sangat strategis.
“Target ini adalah tantangan yang memotivasi. Dengan tekad yang kuat, kita pasti bisa mencapainya” ujar Nana dalam Rapat Koordinasi Pencapaian Swasembada Pangan Provinsi Jawa Tengah di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Kota Semarang, Kamis (16 Januari 2025
Optimisme Nana pada produksi padi Jateng ini didasarkan pada peningkatan luas tambah tanam (LTT) dan dukungan dari Kementerian Pertanian.
BACA JUGA:Kementerian Pertanian akan Terus Dorong Progam Ketahanan Pangan Kota Semarang dengan Urban Farming
BACA JUGA:Penduduk Miskin di Jateng 9,58 Persen, Penurunan Tertinggi se-Jawa
Ia menjelaskan, luas tanam di Jawa Tengah telah mencapai 2,3 juta hektar, dengan target produktivitas sebesar 11,8 juta ton.
Pada 2024, hasil panen komoditas pangan di Jawa Tengah tercatat mencapai 8,8 juta ton padi, 3,3 juta ton jagung, dan sekitar 61 ribu ton kedelai.
Nana pun mendorong para kepala daerah untuk bekerja lebih keras demi memenuhi target tersebut.
Sementara itu, Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Akhmad Musyafak, menyampaikan bahwa dukungan berupa alat dan mesin pertanian (alsintan), seperti traktor, pompa air, dan alat panen, telah terealisasi sepenuhnya pada 2024.
BACA JUGA:Wujudkan Asta Cita Pemerintah, Pj Gubernur Jateng Minta Partisipasi Aktif Pemerintah Desa
BACA JUGA:Pemkot Semarang dan PGN Cetak Sawah 20 Hektare Untuk Budidaya Padi Biosalin di Pesisir
Jawa Tengah juga mendapat alokasi pupuk sebanyak 1,38 juta ton, senilai Rp6,74 triliun. Aturan distribusi pupuk kini lebih sederhana, cukup menggunakan KTP tanpa perlu kartu tani, yang memudahkan akses bagi petani.
“Aturan distribusi pupuk telah disederhanakan. Petani cukup menggunakan KTP, dan bagi yang belum terdaftar di e-RDKK, bisa diusulkan sambil berjalan,” jelas Musyafak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: