Pengelola Kantin Sekolah di Sragen Berharap Ikut Dilibatkan Program Makan Siang Gratis

Pengelola Kantin Sekolah di Sragen Berharap Ikut Dilibatkan Program Makan Siang Gratis

Ilustrasi siswa sekolah dasar (SD) di Sragen--Mukhtarul Hafidh / diswayjateng.id

SRAGEN, diswayjateng.id - Jelang dijalankannya program makan bergizi gratis, pengelola kantin sekolah di Kabupaten SRAGEN mulai khawatir dagangan tak laku. 

Hal ini diungkapkan salah satu pengelola kantin SMP Negeri 2 Sragen, Imah (50) berharap kepada Pemerintah dalam program makan gizi gratis ini melibatkan pengelola kantin.

"Kalau dari sisi orang tua senang, kalau kita yang jualan, kalau bisa ikut terlibat, ikut menyiapkan, sedikit saja, kalau tidak dilibatkan ya tidak apa-apa, namanya juga harapan," ujar Imah.

Program makan bergizi gratis juga membuat Imah sedikit khawatir terhadap penjualan. "Sedikit bingung, kekhawatiran ada, tergantung anaknya gimana nanti saja, namun kita ikuti saja program pemerintah," katanya.

BACA JUGA:Pemprov Jateng Siapkan Rp67,13 Miliar untuk Program Makan Bergizi Gratis

BACA JUGA:Menjadi Mitra Program Makan Bergizi Gratis, Wong Solo Group Investasikan Dana Hingga Rp10 Miliar

Saat ini, Imah berjualan nasi bungkus, yang dijual dengan seharga Rp 2.500, dan juga nasi soto denga harga Rp 4.000. Biasanya, kantinnya ramai pada saat jam istirahat pertama, mulai pukul 09.55 WIB.

Namun, pada saat jam istirahat kedua, sekira pukul 11.30 WIB, sudah mulai sedikit siswa yang jajan ke kantin.

Karena kebanyakan uang saku yang dibawa siswa sudah habis digunakan untuk membeli makanan pada jam istirahat pertama. Baik Imah dan Rini sudah menjadi pengelola kantin sekolah lebih dari 20 tahun.

Pengelola kantin sekolah di SMPN 2 Sragen lainnya, Rini (42), ia tidak merasa khawatir jika program makan bergizi gratis tersebut dijalankan.

BACA JUGA:Gandeng Wong Solo Group, Program Makan Bergizi Gratis Sedaiakan 12 Ribu Porsi Makanan di Boyolali

BACA JUGA:Hari Pertama Pemberian Makan Bergizi Gratis, Mendikdasmen: Terpenting 4 Sehat, Susunya Bisa di Rumah

Karena ia memiliki prinsip, bahwa rezeki sudah ada yang mengatur. Akan tetapi selama puluhan tahun, ia berjualan nasi dengan beragam lauk pauk, gorengan, makanan ringan, dan aneka minuman.

"Dengan program ini tidak begitu khawatir atas tidak melarang untuk jualan di sekolah. Ya mungkin, cara mensiasatinya dengan paling nanti jualan makanan ringan yang lain," singkatnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: