Spanduk Provokatif Bertebaran. Dukungan pada Bowo-Suwardi Terus Mengalir

Spanduk Provokatif Bertebaran. Dukungan pada Bowo-Suwardi Terus Mengalir

Salah satu spanduk yang disebut sebut bernada provikatif--Istimewa for diswayjateng

SRAGEN, diswayjateng.id - Usai dua spanduk bernada provokatif yang mengatasnamakan PNS (pegawai negeri sipil) dan spanduk yang menyerang keluarga mantan Bupati Sragen Untung Wiyono. 

Spanduk propaganda kembali beredar yang menolak pemimpin dinasti. Spanduk - spanduk itu dipasang di wilayah Sambungmacan dan Sambirejo, Sragen, baru-baru ini.

Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati menanggapinya dengan santai. Perempuan yang akrab disapa Mbak Yuni ini mengatakan tidak masalah dengan adanya spanduk itu. 

Dirinya berasumsi dengan spanduk tolak pemimpin dinasti itu biar ramai. Yuni memahami makna dinasti itu di mana pun sebenarnya ada, bukan hanya di Indonesia. Dia mencontohkan seorang ayah menjadi presiden kemudian menjadi wakil presiden juga ada.

"Seorang mbah lurah, kemudian anaknya jadi kades, putune ya kades, suk mben mbah lurah kae dinasti. Sepanjang bisa kerja tidak apa-apa. Amanah itu diberikan masyarakat, memilih, terus dengan demokrasi, dengan cara yang benar, kenapa tidak? Mekanisme sudah dilalui dengan baik,” ujarnya.

Yuni, sapannya, mempersilakan orang untuk menjelaskan. “Putrane mbah lurah kae nyalon meneh to? Kalau di desa bisa, di mana-mana bisa,” jelasnya.

Sekretaris DPC Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Sragen, Suparno, menyampaikan dinasti dalam arti sebenarnya tidak ada dan di dalam peraturan Komisi Pemilihan Umum (KPU) juga tidak ada. Dia bertanya-tanya mana aturan di KPU yang menyebut dinasti.

Dia menilai orang yang menolak pemimpin dinasti itu hanya opini-opini mereka. Dia mengatakan apa yang mereka lihat itu belum tentu benar dan secara aturan juga tidak ada. Jadi, dia meminta kepada pihak-pihak tertentu untuk tidak memberikan keputusan dan justifikasi serta menganggap dirinya paling benar. 

"Yang namamya dinasti itu ya ada di zaman kerajaan dan kekuasaan diberikan secara turun-temurun. Sekarang tidak ada karena melalui proses demokrasi, pesertanya dibuka secara umum. Perkara kakak dan adik itu tidak ada aturan. Dalam aturan hanya menyebut dari partai politik," jelasnya .

Suparno mengatakan cuaca saat ini sudah panas sehingga tidak perlu dipanaskan lagi. Dia meminta mendinginkan hati, satukan pikiran, karena semua untuk Sragen. "Yang menang nanti tidak perlu jemawa dan yang kalah harus legawa. Bersatu lagi," jelasnya.

Terpisah, Bambang Widjo Purwanto salah satu tokoh politik senior asal Kecamatan Gondang yang juga anggota DPRD Sragen mengatakan meski akhir - akhir ini banyak spanduk provokatif yang muncul, ia menilai tak menjadi masalah bagi masyarakat yang tetap konsisten memberikan dukungan kepada pasangan Bowo-Suwardi.

Dikatakan Bambang Pur, dengan munculnya spanduk dengan nada provokatif tersebut, justru menambah dukungan masyarakat kepada Bowo - Suwardi.

"Biasa - biasa saja, tidak perlu di tanggapi dengan berlebihan. Dengan adanya itu saya merasakan justru dukungan dari masyarakat kepada pasangan Bowo - Suwardi terus bertambah," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: