Cara Deteksi Dini Penyakit Ginjal pada Remaja

Cara Deteksi Dini Penyakit Ginjal pada Remaja

Cara Deteksi Dini Penyakit Ginjal pada Remaja--

DISWAY JATENG - Penyakit ginjal adalah salah satu penyakit yang dapat mengancam kesehatan dan kualitas hidup remaja. Sehingga perlu diketahui cara deteksi dini penyakit ginjal, khususnya pada remaja.

Penyakit ginjal dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti diabetes, hipertensi, infeksi, obat-obatan, atau faktor genetik. Orang tua wajib mengetahui cara deteksi dini penyakit ginjal, terlebih pada remaja.

Penyakit ginjal dapat bersifat akut atau kronis, tergantung pada tingkat kerusakan dan fungsi ginjal. Dengan deteksi dini penyakit ginjal pada remaja khususnya, diharapkan bisa mencegah penyakit ini lebih parah. 

 

Salah satu tantangan dalam mengatasi penyakit ginjal adalah kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat, terutama remaja, tentang gejala, penyebab, dan pencegahan penyakit ginjal. Padahal, deteksi dini penyakit ginjal sangat penting untuk mencegah perkembangan penyakit dan memperbaiki prognosis. Oleh karena itu, remaja perlu mengetahui cara deteksi dini penyakit ginjal, yaitu:

BACA JUGA:Penyebab, Gejala dan Cara Mendeteksi Anemia pada Bayi

1. Mengenali gejala penyakit ginjal 

Gejala penyakit ginjal dapat bervariasi, tergantung pada jenis, penyebab, dan tingkat keparahan penyakit. Namun, ada beberapa gejala umum yang dapat menjadi tanda awal penyakit ginjal, yaitu:

  • Perubahan pada urine, seperti warna, bau, jumlah, frekuensi, atau adanya darah, busa, atau protein dalam urine.
  • Bengkak pada wajah, mata, kaki, atau tangan, akibat penumpukan cairan dalam tubuh.
  • Tekanan darah tinggi, yang dapat merusak pembuluh darah ginjal dan memperburuk fungsi ginjal.
  • Kelelahan, lemah, pusing, atau sulit berkonsentrasi, akibat penurunan produksi sel darah merah dan oksigen dalam tubuh.
  • Gatal-gatal, keringat berlebih, atau kulit kering, akibat penumpukan racun dalam tubuh yang tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal.
  • Mual, muntah, nafsu makan berkurang, atau penurunan berat badan, akibat gangguan pencernaan dan metabolisme tubuh.
  • Sakit pinggang, pinggul, atau punggung, akibat peradangan atau pembesaran ginjal.

2. Melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin

Pemeriksaan kesehatan secara rutin dapat membantu deteksi dini penyakit ginjal. Pemeriksaan kesehatan yang dapat dilakukan untuk mengevaluasi fungsi ginjal adalah:

BACA JUGA:Teknologi Terbaru untuk Deteksi dan Obati Anemia

  • Tes darah, untuk mengukur kadar kreatinin, ureum, dan laju filtrasi glomerulus (LFG) dalam darah. Kreatinin dan ureum adalah produk sisa metabolisme tubuh yang harus dikeluarkan oleh ginjal. LFG adalah ukuran kecepatan ginjal menyaring darah. Jika kadar kreatinin dan ureum tinggi, atau LFG rendah, berarti fungsi ginjal menurun.
  • Tes urine, untuk mengukur kadar albumin atau protein dalam urine. Albumin atau protein adalah zat yang seharusnya tidak keluar bersama urine, karena berfungsi sebagai pembawa zat-zat penting dalam darah. Jika ada albumin atau protein dalam urine, berarti ada kerusakan pada unit penyaring ginjal.
  • Tes ultrasonografi (USG), untuk melihat bentuk, ukuran, dan struktur ginjal. USG dapat mengidentifikasi adanya kelainan pada ginjal, seperti batu ginjal, kista ginjal, atau tumor ginjal.

3. Menghindari faktor risiko penyakit ginjal

Faktor risiko penyakit ginjal adalah kondisi atau kebiasaan yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya penyakit ginjal, sehingga deteksi dini penyakit ginjal penting dilakukan. Faktor risiko penyakit ginjal yang dapat dihindari atau dikontrol adalah:

  • Diabetes, yaitu kondisi kadar gula darah yang tinggi, yang dapat merusak pembuluh darah ginjal dan menyebabkan nefropati diabetik (penyakit ginjal akibat diabetes). Remaja yang menderita diabetes harus mengontrol kadar gula darah dengan baik, dengan mengatur pola makan, berolahraga, dan minum obat sesuai resep dokter.
  • Hipertensi, yaitu kondisi tekanan darah yang tinggi, yang dapat merusak pembuluh darah ginjal dan menyebabkan nefrosklerosis (penyakit ginjal akibat hipertensi). Remaja yang menderita hipertensi harus mengontrol tekanan darah dengan baik, dengan mengurangi konsumsi garam, berolahraga, dan minum obat sesuai resep dokter.
  • Obesitas, yaitu kondisi berat badan yang berlebihan, yang dapat meningkatkan risiko diabetes dan hipertensi, serta memberi beban berlebih pada ginjal. Remaja yang mengalami obesitas harus menurunkan berat badan dengan cara sehat, yaitu dengan mengatur pola makan dan berolahraga secara teratur.

BACA JUGA:Cara Alami Mendeteksi dan Mengatasi Anemia pada Lansia

  • Merokok, yaitu kebiasaan menghisap rokok, yang dapat merusak pembuluh darah ginjal dan meningkatkan risiko kanker ginjal. Remaja yang merokok harus berhenti merokok, karena merokok tidak hanya berbahaya bagi ginjal, tetapi juga bagi organ tubuh lainnya.
  • Minum alkohol, yaitu kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol, yang dapat menyebabkan dehidrasi, keracunan, atau peradangan pada ginjal. Remaja yang minum alkohol harus mengurangi atau menghentikan konsumsi alkohol, karena alkohol tidak hanya berbahaya bagi ginjal, tetapi juga bagi otak dan hati.
  • Mengonsumsi obat-obatan, yaitu kebiasaan mengonsumsi obat-obatan tanpa resep dokter, terutama obat pereda nyeri, obat antiinflamasi, atau obat-obatan terlarang, yang dapat menyebabkan kerusakan atau gagal ginjal akut. Remaja yang mengonsumsi obat-obatan harus berhati-hati dan mengikuti anjuran dokter, serta menghindari obat-obatan terlarang, karena obat-obatan tidak hanya berbahaya bagi ginjal, tetapi juga bagi kesehatan secara keseluruhan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: