Harga Ceri Kopi Tingkat Petani di Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang Naik

Harga Ceri Kopi Tingkat Petani di Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang Naik

DIJEMUR - Biji kopi sedang dijemur untuk diolah jadi kopi bubuk.Foto:Siti Maftukhah,/jateng.disway.id--

DISWAYJATENG, PEMALANG - Harga ceri kopi saat ini cukup mahal di tingkat petani. Sementara produksi kopi berkurang akibat faktor cuaca. Naiknya Harga ceri tersebut diperkirakan ceri kopi berkurang karena pertumbuhannya tidak maksimal. 

Petani kopi di Desa Gunungsari, Kecamatan Pulosari Rofi mengatakan, harga ceri makin naik untuk saat ini dengan kenaikan yang tinggi. Hal itu membuat produksi kopi berkurang dan banyak yang membuat kopi dari biji kopi campuran. Tidak hanya petik merah saja serta dijual seadanya. 

BACA JUGA:Warga SMP Negeri 2 Slawi Adakan Pembelajaran P5 Gelar Produk

"Harga ceri saat ini sekitar Rp13.000 per kilogram, sebelumnya hanya Rp4.000 per kilogram," katanya.

Biasanya harga ceri kopi paling mahal hanya Rp10.000 per kilogram. Namun saat ini sampai Rp13.000. Naiknya lumayan besar bagi petani, apalagi berpengaruh pada produksi atua hasil panen yang menurun drastis. 

"Sampai sekarang belum ada penurunan harga ceri, masih bertahan cukup mahal dan membuat pendapatan berkurang," imbuhnya. 

BACA JUGA:Belanja Daerah Pemprov Jateng Disepakati Rp28,5 Triliun, Insentif Guru Agama Dialokasikan untuk 230.830 Orang

Petani kopi lainnya Wanto menuturkan, harga ceri memang mahal, tetapi kebutuhan kopi tinggi. Berbeda saat covid, kopi alami penurunan akibat pesanan sedikit, karena kedai kopi banyak yang tutup. Saat ini pesanan kopi makin tinggi, sehingga petani harus tetap berupaya memenuhi kebutuhan kopi, untuk pelanggan utamanya di kedai atau kafe kopi.

"Pesanan masih tinggi, namun mahalnya harga ceri membuat pendapatan petani berkurang," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: