9 Nama Desa Paling Unik dan Lucu di Jawa Tengah, Salah satunya Kandang Sapi!

9 Nama Desa Paling Unik dan Lucu di Jawa Tengah, Salah satunya Kandang Sapi!

nama desa unik di jawa tengah--foto suara jateng

6. Desa Tutup

Meskipun dinamakan Desa Tutup, bukan berarti desa ini selalu tutup tanpa penghuni. Nama Desa Tutup sendiri berasal dari nama sebuah tanaman yaitu Pohon Tutup/Trutup dan juga wilayah ini merupakan daerah yang tertutup atau daerah hutan. Dari hal tersebut kemudian dinamakan Desa Tutup.

7.Dusun Setan

Bukan berarti desa ini terasa seram karena berhubungan dengan makhluk halus. Dusun Setan sendiri berada di Desa Candiretno, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang.

BACA JUGA:6 Desa Unik dan Lucu Ada di Jawa Tengah, Salah Satunya Punya Potensi Alam Menakjubkan

8.Desa Bajing

Bukan nama hewan, ini merupakan nama sebuah desa yang terletak di Kecamatan Kroya, Cilacap, Jawa Tengah.

Desa ini merupakan desa yang strategis karena wilayahnya terdapat pasar Kroya yang menjadi jalur perdagangan utama kebutuhan pokok di wilayah Cilacap.  

9. Kampung Pitu

Masyarakat Kampung Pitu masih sangat arif dan bijaksana dalam menjaga kepercayaan terhadap tradisi leluhur, nilai-nilai hidup yang juga masih dipertahankan oleh masyarakat Kampung Pitu antara lain seperti Tingalan (ulang tahun) yang hanya diperuntukkan kepada seorang lansia atau yang dianggap sesepuh. Tayub atau ledek, merupakan tarian warisan budaya yang masih dilestarikan keberadaannnya, rasulan adalah acara yang sering dikaitkan dengan ucapan rasa syukur, yang sering dihubungkan dengan hasil panen padi yang diperoleh warga masyarakat Kampung Pitu.

Sejarah berdirinya Kampung Pitu ini diawali dengan desa bernama Kampung Tlaga. Karena hanya dihuni oleh tujuh kepala keluarga, yang kemudian disebut dengan Kampung Pitu. Warga desa yang menghuni kampung tersebut tidak tahu secara pasti kapan mereka tinggal ditempat tersebut, namun mereka mengatakan secara turun-temurun, sudah ada sejak zaman para wali.

Kampung yang hanya berisi tujuh rumah saja atau yang lebih dikenal dengan nama Kampung Pitu terletak di sekitar puncak Gunung Api Purba Nglanggeran.

Konon kala itu pihak Keraton Yogyakarta membuat sayembara bagi siapapun yang bisa mengambil pusaka yang menempel pada pohon Kinah yang ada di puncak Gunung Nglanggeran akan diberikan imbalan berupa tanah yang cukup bagi anak serta keturunannya. Dari banyaknya orang yang mengikuti sayembara tersebut, seseorang bernama Eyang Iro Kromo yang berhasil mengambil pusaka tersebut.

Dari Eyang Iro Kromo dan temannya yang berjumlah tujuh orang kemudian menetap dan tinggal di situ membuat tiga kesepakatan yang salah satunya adalah kepala keluarga yang boleh tinggal dikawasan tersebut hanya berjumlah tujuh kepala keluarga. Kalaupun ada lebih dari tujuh kepala keluarga, maka keluarga tersebut harus menginduk pada tujuh kepala keluarga yang ada. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: