Cegah Krisis Air Irigasi, Sistem Gilir di Waduk Malahayu Brebes Diperketat

Cegah Krisis Air Irigasi, Sistem Gilir di Waduk Malahayu Brebes Diperketat

Selain menawarkan pesona alam yang cukup indah, ternyata Waduk Malahayu juga menyimpan misteri. -Eko Fidiyanto-Radar Brebes

BREBES- Mengantisipasi krisisnya pasokan Daerah Irigasi (DI), penyaluran gilir dan kawal air terus diperketat. Hal itu, menyusul semakin menyusutnya debit air Waduk Malahayu dari 31 juta berkurang menjadi 20 juta kibik.

Bahkan, pengawasan ketat gilir dan kawal air dikelola langsung mantri Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan Penataan Ruang (DPSDATR) Kabupaten Brebes. Tujuannya, agar kebutuhan suplai air di semua wilayah irigasi Malahayu tetap terpenuhi.

BACA JUGA:Mitos Waduk Malahayu yang Masih Dipercaya Masyarakat, Air Jodoh Abadi Hingga Ular Besar

Kepala DPSDATR Brebes melalui Kabid Saluran Irigasi dan Air Baku Agus Riyanto menyampaikan, sisa debit air Waduk Malahayu saat ini tinggal sekitar 20 juta kibik. Padahal, standar normal harusnya debit air mencapai 31 juta kibik. Sehingga, jika tidak dilakukan sistem gilir air, bukan tidak mungkin dalam waktu kurang 2 bulan ke depan, volume air di Waduk Malahayu akan habis (kritis).

"Untuk mengantisipasi kekeringan sejumlah kecamatan, maka kami lakukan sistem gilir air untuk mengairi lahan persawahan di sejumlah kecamatan di wilayah pantura Brebes," ungkapnya saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Selasa (8/8) sore.

BACA JUGA:Kapasitas Waduk Malahayu Menyusut 20 Juta Kibik, Penyaluran Air Digilir

Dengan sebaran luas persawahan 12 ribu hektar, lanjut Agus, masih mengandalkan Daerah Irigasi Waduk Malahayu. Yakni, melalui 3 daerah irigasi (DI) meliputi Jengkelok, DI Kabuyutan dan DI Babakan. Adapun 3 DI itu, untuk mengairi lahan persawahan di Kecamatan Banjarharjo, Ketanggungan, Kersana, Tanjung, Bulakamba dan Kecamatan Losari.

"Untuk bisa memenuhi ketiga DI tersebut, otomatis harus dilakukan penggiliran. Agar suplai air sampai wilayah utara, maka diperlukan gilir dan kawal air," terangnya.

Agus Riyanto menuturkan, mengantisipasi kekeringan serupa di wilayah kecamatan Tanjung Losari Bulakamba. Sistem gilir dan kawal air, juga diterapkan guna membagi pendistribusian air setiap harinya. Teknisnya, dialirkan 3,5 kibik dengan kemampuan kapasitas secara merata.

BACA JUGA:Sebanyak 33 Kapal Wisata Dikukuhkan di Waduk Cacaban

"Permintaan air dari Waduk Kuningan, sebenarnya sudah diajukan tapi belum terealisasi karena masih tahap ujicoba. Mulai dari jaringan, kapasitas debit air hingga mekanisme pembagian dan pengaliran airnya," imbuhnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: