Pantai Kukup yogyakarta: Keindahan Alam yang Bernuansa Adat Sekitar

DISWAYJATENG.ID – Daerah Yogyakarta memang menjadi salah satu yang memiliki banyak tempat wisata yang bisa kalian kunjungi, mulai dari pantainya yang sangat banyak maupun wisata yang bernuansa sejarah.

Salah satunya yakni wisata Pantai Kukup yang menyediakan panorama alam yang berbalut dengan adat kepercayaan masyarakat sekitar. Wisata yang satu ini layak untuk kalian kunjungi bersama keluarga maupun teman kerja.

Berwisata ketempat yang mengasikan adalah salah satu cara terbaik bagi kalian yang ingin menenangkan pikiran setelah lelahnya bekerja seharian. Wisata Pantai kukup sangat bagus untuk kalian kunjungi.

Wisata Pantai Kukup dipercaya merupakan lokasi wisata bahari pertama yang dibangun pemerintah di Kabupaten Gunung Kidul selain Pantai Baron, dan Pantai Klakar.

Lokasi Pantai Kukup sangat berdekatan dengan, Pantai Baron dan masih satu kawasan dengan Pantai Ngrawe atau Asmara. Daerah Gunung Kidul memiliki deretan pantai yang sangat banyak serta memiliki keindahan dan keunikannya tersendiri.

Bahkan sangat wajar jika Kabupaten ini diberi julukan kota seribu pantai, dan sedikitnya ada dua hal yang menjadi keistimewaan dari Pantai Kukup yakni seperti hamparan pasir putihnya yang luas dan indahnya Pulau Karang yang bernama Jumpino.

BACA JUGA:4 Keseruan yang Ada di Indahnya Wisata Pantai Timang Yogyakarta

Wisata Pantai Kukup dapat menjadi pilihan tujuan wisata bahari kamu ketika berada di Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta. Bahkan tempat ini sangat cocok bagi kalian yang ingin berlibur dengan pasangan kalian.

Berikut informasi tentang seputar wisata Pantai Kukup Yogyakarta, antara lain:

1. Ritual di Pantai Kukup

Wisata Pantai Kukup masuk kedalam rangkaian Pantai Selatan, maka tidak heran jika memiliki gelombang yang ganas serta erat dengan kisah mistis dan ritual.

Ritual atau upacara yang sering diadakan di Pantai Kukup adalah seperti  upacara sedekah yang biasanya dilakukan setiap bulan Muharam atau disebut juga Satu Suro.

Yakni dengan menyerahkan berbagai sesajen untuk kemudian dilarung ke lautan lepas, yakni dengan tujuan ungkapan rasa syukur pada Tuhan Yang Maha Esa atas hasil laut dan rezeki yang telah diterima selama satu tahun ini.

Tugas kita adalah menghormati apa yang menjadi adat di setiap daerah, dan jangan mempermasalahkannya.

Sumber: