BBPOM di Semarang Temukan Makanan Mengandung Bahan Berbahaya

BBPOM di Semarang Temukan Makanan Mengandung Bahan Berbahaya

Petugas BBPOM di Semarang lakukan uji test kelayakan makanan takjil di Alun-alun Semarang, Selasa, 11 Maret 2025.--Wahyu Sulistiyawan

SEMARANG, diswayjateng.id - Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) di Semarang menemukan makanan yang menganduk bahan kimia berbahaya di pusat penjualan takjil di komplek Alun-alun Semarang. 

Bahan kimia berbahaya ditemukan pada kerupuk gendar yang biasanya menjadi lauk saat berbuka puasa. 

Kepala BBPOM di Semarang, Lintang Purba Jaya mengatakan pihaknya sudah mengambil 83 sampel takjil di Alun-alun Semarang dan pasar dan ditemukan 1 sampel yang positif menggunakan bahan kimia berbahaya. 

"Dari 83 sampel yang kami ambil, ditemukan 1 yang positif mengandung bahan berbahaya, yakni borak yang terdapat pada kerupuk gendar," ujarnya usai sidak takjil, Selasa, 11 Maret 2025 


Kepala Dinkes Kota Semarang, Abdul Hakam menunjukan makanan mengandung bahan berbahaya yang ditemukan di Alun-alun Semarang, Selasa, 11 Maret 2025--Wahyu Sulistiyawan

BACA JUGA:BPOM Lakukan Pantauan Peredaran Produk Latiao di Beberapa Swalayan

BACA JUGA:Apa Itu Latiao? Jajanan Viral Asal China yang Ditarik BPOM

Lintang menyebut tim pemeriksa takjil yang terdiri dari beberapa stakeholder terkait seperti Dinas Kesehatan (Dinkes) dan Dinas Ketahanan Pangan Kota Semarang mengambil beberapa sample takjil. Setelah ini BBPOM Semarang akan menelusuri produsen kerupuk gendar tersebut. 

"Kita akan menanyakan ke pedagang sumbernya dari mana. Lalu kita cari produsennya, biasanya terkait dengan kerupuk ini sentranya di daerah tertentu. Apabila sengaja menambahkan boraks atau upaya pidana, maka kita akan menarik dan memusnahkan produk tersebut," tegasnya. 

Kepala Dinkes Kota Semarang, Abdul Hakam, mengatakan bahwa penggunaan boraks itu untuk mengeyalkan suatu makanan. Pihaknya tadi menemukan adanya perubahan warna setelah sample kerupuk terus diberi reagen. 

"Tetapi makanan yang dijual disini mayoritas aman dari zat-zat kimia. Formalin dan boraks yang kita periksa hari ini kalau dikonsumsi dalam jangka pendek pasti akan merasa mual, pusing dan muntah," ungkap Hakam. 

Lebih lanjut, Hakam menyampaikan jika masyarakat terus-menerus terpapar makanan yang mengandung bahan berbahaya tersebut. Dikhawatirkan akan terpapar penyakit berbahaya seperti kangker. 

"Contohnya lontong ini kan paling banyak dikonsumsi masyarakat. Kita juga harus mengawasi, jangan sampai lontong tersebut mengandung boraks," imbuhnya. 

Lebih lanjut, Hakam juga menyampaikan bahwa sebanyak 70 persen pedagang di Alun-alun Kauman telah memiliki label sertifikasi halal. Sisanya akan didorong oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang untuk mengurus sertifikasi tersebut. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: