Ini Dia Sejarah Menarik Tentang Museum Banteng Vredunburg Yogyakarta

Ini Dia Sejarah Menarik Tentang Museum Banteng Vredunburg Yogyakarta

Ini Dia Sejarah Menarik Tentang Museum Banteng Vredunburg Yogyakarta-disway jateng-

DISWAYJATENG.IDJika sebelumnya kita sudah membahas tentang daya tarik wisata ini, maka kurang lengkap rasanya jika kita tidak mengetahui sejarah yang ada di sini.

Terlepas dari daya tarik yang mempesona di wisata ini kalian juga harus mengetahui sejarah tentang berdirinya Museum Benteng Vredunburg ini, dan wisata yang satu ini sangat cocok untuk menambah wawasan pengetahun kita.

Museum Benteng Vredenburg merupakan kawasan cagar budaya yang begitu luar biasa indahnya, bahkan tidak hanya melalui keindahan kawasannya tetapi juga sejarah yang benar-benar mampu membuat wisatawan semua berdecak kagum dengan sejarah yang ada di negeri ini.

Berikut adalah sejarah tentang adanya wisata Museum Benteng Vredunburg Yogyakarta, antara lain:

Sejarah Benteng Vredeburg Yogyakarta

Sebelum mengulas lebih jauh mengenai Benteng ini maka alangkah baiknya kita mengetahui sejarah berdirinya benteng ini, mengapa dan dengan tujuan apa pihak Kolonial Belanda membangun sebuah benteng yang megah di pusat kota Yogyakarta.

Perjanjian Giyanti merupakan awal dari berdirinya Benteng ini, setelah proses perjanjian selesei dan Mataram dibagi menjadi dua wilayah serta perkembangan keraton Yogyakarta yang dipimpin oleh Sultan Hamengkubuwono I, begitu mengejutan sehingga perkembangan ini lah yang membuat Belanda merasa takut.

Ketakutan Pihak Belanda inilah yang mendasari dibangunnya Benteng Vredenburg dengan dalih ingin menjaga keamanan Keraton, Padahal pihak Belanda ingin memantau apa saja yang dilakukan oleh pihak keraton.

Awalnya pihak keraton tidak menyetujui pendirian benteng ini, akan tetapi liciknya siasat belanda sehingga mampu menyakinkan Sultan untuk membangun benteng ini.

Kawasan ini masih berada di wilayah jalan Malioboro, jadi bila wisatawan berasal dari luar kota Yogyakarta bisa naik kereta api dan turun di stasiun Yogyakarta dan setelah perjalanan bisa dilanjutkan dengan Jalan kaki.

Disarankan bila wisatawan untuk jalan kaki, hal tersebut karena untuk menikmati Malioboro dengan berjalan kaki sangat menyenangkan, aalagi dengan bentuk Malioboro yang sudah sangat bagus dan mengesankan dan sangat ramah untuk para pejalan kaki.

Wisatawan pun juga bisa menikmati keindahan istana negara dimana dahulu Yogyakarta sempat menjadi ibu kota negara Indonesia sebelum dipindahkan kembali ke Jakarta.

Bagi wisatawan yang tidak ingin lelah berjalan kaki maka bisa naik becak atau juga delman dengan harga yang cukup murah mulai dari Rp5.000 sesuai dengan bagaimana cara wisatawan menawarnya.

Seperti halnya di kawasan lain harga akan melambung tinggi dan menyesuaikan dengan hari, jadi para wisatawan harus benar-benar bisa melakukan penawaran harga dengan pintar.

Untuk harga tiket bisa dibilang cukup murah hanya dengan membayar sekitar Rp3.000 saja untuk satu oramg, bsa juga hanya membayar Rp2.000 jika wisatawan membawa rombongan minimal 20 orang.

Untuk anak-anak dikenakan biaya sebesar Rp1.000 saja, bagaimana cukup murah bukan harga yang ditawarkan. Untuk jam operasional museum buka pukul 08.00 dan tutup pada pukul 15.00 WIB.

Tetapi para wisatawan masih bisa masuk karena Indishce Coffee buka hingga pukul 17.00 WIB. Bagi warga Yogyakarta mungkin patut berbangga, karena pada 2013 Benteng Vredenburg mendapatakan penghargaan Citra Pesona Wisata Award dari kemenparekraf, dan pada hari pariwisata dunia yang jatuh pada 27 september 2013.

Citra Pesona Wisata Award adalah apresiasi yang diberikan pemerintah ke sebuah objek wisata, yakni dengan mengembangkan daya tarik dan pengelolaan potensi yang berbasis kreasi, rekreasi, budaya dan juga lingkungan, bahkan award ini sebagai kado terindah bagi Kota Yogyakarta yang berulang tahun.

BACA JUGA:Museum Benteng Vredenburg: Keindahan Wisata yang Penuh Akan Sejarah

Demikian itulah sejarah singkat tentang wisata Museum Benteng Vredunburg Yogyakarta, semoga bermanfaat. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: