3 Tahun Mandeg, Petani Garam Brebes Kembali Produksi Lagi

3 Tahun Mandeg, Petani Garam Brebes Kembali Produksi Lagi

PRODUKSI - Petani garam di Desa Sawojajar Kecamatan Wanasari ancang-ancang melakukan produksi. -Eko Fidiyanto-Radar Brebes

BREBES, DISWAYJATENG - Para petani terpaksa berhenti memproduksi garam karena cuaca yang tidak menentu, yang berakibat para petani sering mengalami kerugian.

Anomali cuaca yang melanda wilayah Indonesia beberapa tahun terakhir, membuat industri pembuatan garam di Desa Sawojajar, Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes berhenti produksi. 

BACA JUGA:PKK Kabupaten Pemalang Miliki Pabrik Garam

Para petani garam terpaksa tidak memproduksi garam selama tiga tahun terakhir, akibat kondisi cuaca yang tidak menentu. Para petani memutuskan membiarkan begitu saja ratusan hektar lahan produksi garam lantaran takut kembali merugi.

"Tiga tahun tidak produksi, itu cuaca tidak bisa ditebak kadang hujan terus, tidak ada kemarau," kata salah satu petani garam, Rosidi, Sabtu (24/6).

Setelah tiga tahun lamanya tidak memproduksi garam, kini memasuki musim kemarau para petani garam bersiap kembali melakukan produksi. Mereka meyakini musim kemarau tahun ini betdurasi lebih lama, sehingga sangat mendukung untuk memproduksi garam.

BACA JUGA:Banjir Bandang di Kendal Sisakan Kerugian Bagi Petani Tambak Rp8,4 Miliar

Persiapan produksi garam di wilayah ini sudah mencapai 20 persen. Jika sesuai target maka garam akan dipanen pada akhir Agustus mendatang.

"Jika dalam kondisi cuaca normal lahan produksi garam saya bisa memanen hingga 5 kali dalam setahun, dengan total garam mencapai 90 ton. Biasanya 3 bulan sekali panen," ungkap Rosidi.

Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Garam Desa Sawojajar, Subagjo mengatakan, akibat berhentinya produksi garam selama 3 tahun terakhir, membuat stok garam dalam gudang ludes tak tersisa.

"Karena produksi gagal, makanya sekarang tidak ada barang, stok habis, yang harusnya tahun kemarin produksi, tahun kemarin justru tidak produksi," kata Subagjo.

BACA JUGA:Gagal Panen Akibat Rob, Kerugian Petani Tambak Brebes Ditaksir Rp8,34 Miliar

Lebih lanjut, Subagjo mengungkapkan hasil panen garam nantinya dijual kepada pengepul dari berbagai wilayah di Pulau Jawa, dengan harga Rp3.000 per kilogram. Biasanya ada pengepul dari luar Brebes, seperti Cirebon dan Pekalongan.

Subagjo berharap, tahun ini produktivitas garam di wilayahnya naik dan harga jual sesuai dengan jerih payah petani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: