Terpidana Tipikor, Mantan Sekda Pemalang Kembalikan Uang Rp500 Juta ke Negara
MENYERAHKAN - Kasipidsus Kejaksaan Negeri Pemalang Rizal Sanusi menyerahkan uang pengganti senilai Rp 500 juta kepada Pemerintah Daerah-Agus Pratikno -Radar Pemalang
"Ini perintah pengadilan, karena putusan pengadilannya seperti itu. Maka kami untuk segera menyerahkan uang tersebut, setelah semuanya siap. Karena terdakwa menerima hasil putusan pengadilan dan Jaksa Penuntut Umum juga menerima maka kami pun untuk segera menyelesaikannya," terangnya.
BACA JUGA:Giliran Anggota DPRD Pemalang Bersama 16 Orang Dipanggil KPK, Empat Berkas Sudah Dilimpahkan
Kepala BPKAD Nur Muji Harjono Al Slamet mengatakan uang yang baru saja diterima senilai Rp 500 juta untuk dimasukkan ke rekening Pemerintah Daerah.
Penyetoran uang itu, merupakan hal yang baik, sebagai bentuk kerjasama Pimpinan Daerah untuk bersama-sama mengamankan dan menyelesaikan permasalahan yang terkait dengan masalah hukum.
"Adapun jenis uang itu nantinya masuk ke pendapatan lain-lain yang masuk di tahun 2023. Sesuai regulasi uang ini untuk digunakan pada tahun depan,"tandasnya.
Untuk diketahui, Mohamad Arifin mantan Sekda Kabupaten Pemalang sebagai terdakwa dalam kapasitas saat masih menjabat sebagai Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) tahun 2010.
Saat itu, oleh bupati ditunjuk sebagai pengguna anggaran pada proyek pembangunan jalan senilai Rp 6 miliar.
Dalam proyek pembangunan jalan itu, awalnya ada 10 pendaftar lelang. Namun belakangan hanya ada 2 yang lolos seleksi yaitu PT Riska Jaya Bakti dan PT Astra. Karena ada selisih harga maka PT Riska Jaya Bakti akhirnya yang dipilih sebagai pelaksananya adalah Latif.
Berdasarkan penyelidikan, Latif hanya meminjam bendera PT Riska Jaya Bakti dengan janji akan membayar fee 3 persen, namun pekerjaan hingga akhir tahun belum selesai.
Meskipun demikian, pengawas lapangan memintamya agar proyek itu, diblokir. Namun Mohamad Arifin yang saat itu menjabat sebagai Kepala DPU Kabupaten Pemalang menolaknya bahkan meminta pembayaran proyek itu sebesar 100 persen. Namun setelah dihitung ternyata ada kerugian yang cukup besar kurang lebihnya mencapai Rp 1 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: