Harga Naik, Pertalite Lebih Boros, Mitos atau Fakta?

Harga Naik, Pertalite Lebih Boros, Mitos atau Fakta?

Ilustrasi BBM pertalite--

JAKARTA (DiswayJateng) - Di media sosial ramai dengan sejumlah unggahan yang menyatakan pertalite lebih boros.

Pertalite lebih boros terjadi setelah pemerintah memberlakukan kebijakan kenaikan harga BBM.

 

Hal itu diungkap sejumlah netizen melalui akun media sosial masing-masing.

 

Salah satu netizen mengungkap bahwa meteran bahan bakar di motornya berkurang dengan sendirinya.

 

Padahal, ia memarkir kendaraannya seharian di kantor dan tidak digunakan kemana-mana.

 

Netizen lain menyatakan, konsumsi pertalite jauh lebih cepat habis dibanding sebelumnya.

 

Kendati jarak yang ditempuh sama.

 

Kemudian, ada juga netizen yang menduga pertalite sekarang lebih mudah menguap.

 

Tidak ketinggalan netizen lain yang mengomentari adanya perbedaan meteran di SPBU.

 

Sebelumnya ketika mengisi dimulai angka 0 lalu ke angka 250, kini dari angka 0 ke 330.

 

Pertamina Tanggapi Pertalite Lebih Boros

 

Menanggapi hal itu, Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting memastikan tidak ada perubahan kualitas pertalite.

 

Ia menyatakan, pemasaran pertalite dilakukan melalui lembaga penyalur resmi di Indonesia sesuai dengan Keputusan Dirjen Migas Nomor 0486.K/10/DJM.S/2017 tentang Standar dan Mutu (Spesifikasi) Bahan Bakar Minyak Jenis Bensin 90 Yang Dipasarkan Di Dalam Negeri.


Batasan dalam spesifikasi Dirjen Migas yang menunjukkan tingkat penguapan pada suhu kamar di antaranya adalah parameter Reid Vapour Pressure (RVP).

“Saat ini hasil uji RVP dari Pertalite yang disalurkan dari Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Pertamina masih dalam batasan yang diizinkan, yaitu dalam rentang 45-69 kPa (Kilopascal),” kata Irto dalam keterangannya, Rabu (21/9).

 

Irto menyatakan, Pertamina menjamin seluruh produk BBM, termasuk pertalite yang disalurkan melalui lembaga penyalur resmi seperti SPBU dan Pertashop sesuai dengan spesifikasi.

 

Selain itu, setiap BBM yang dipasarkan sudah melalui pengawasan kualitas yang ketat.

 

“Sedangkan produk BBM yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan tidak akan disalurkan ke masyarakat,” katanya.

 

Soal dugaan penguapan, Irto menjelaskan, penguapan bisa lebih cepat jika temperatur penyimpanan meningkat.

 

Secara spesifikasi, batasan maksimum untuk penguapan pertalite adalah 10 persen, dibatasi maksimal 74 derajat celsius.

 

Semntara produk pertalite ada di suhu 50 derajat celcius.

 

Artinya, pada saat temperatur 50 derajat celsius, BBM subsidi itu sudah bisa menguap hingga 10 persen.

 

Dia menjelaskan, semakin tinggi temperatur, maka akan semakin tinggi tingkat penguapannya.

 

 

Pertamina mengimbau agar konsumen melakukan pembelian BBM di lembaga penyalur resmi, seperti SPBU dan Pertashop, agar produk BBM yang didapatkan terjamin kualitas dan keamanannya,” tandasnya. (AdeGP/pojoksatu/gun)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: pojoksatu.id