Pemuda di Jepara Ribut di Acara Dangdutan, Satu Tewas Ditebas, Kepolres: Semua Tahan Diri, Jangan Main Hakim S

Pemuda di Jepara Ribut di Acara Dangdutan, Satu Tewas Ditebas, Kepolres: Semua Tahan Diri, Jangan Main Hakim S

JEPARA, (DiswayJateng)-- Kelompok pemuda dari Desa Ngetuk dan Muryolobo, Kecamatan Nalumsari, Jepara, Jawa Tengah (Jateng) terlibat perkelahian usai ribut di acara dangdutan.

Perkelahian antarpemuda dari Desa Ngetuk dan Muryolobo pada Minggu (15/5) sore, tersebut menewaskan seorang pemuda berinisial AR (30) setelah terkena sabetan senjata tajam di bagian leher.

Korban dikeroyok oleh sejumlah pemuda di depan Pasar Gandu di Desa Bendanpete, Kecamatan Nalumsari sekitar pukul 17.00 WIB.

Penyidik dari Kepolisian Resor (Polres) Jepara hingga kini masih menyelidiki kasus pengeroyokan yang diduga gara-gara persoalan sepele seusai menonton pentas musik tersebut.

Sementara Kapolres Jepara AKBP Warsono turun tangan memimpin olah tempat kejadian perkara (TKP). Pihaknya mengerahkan personel gabungan dari Polres dan TNI dari Kodim Jepara untuk berjaga-jaga di kedua desa itu.

Kepolres juga menggelar mediasi perdamaian warga di Balai Desa Muryolobo, Kecamatan Nalumsari, Jepara, Minggu malam.

Warsono meminta semua pihak mengendalikan diri dan memercayakan penanganan kasus itu kepada polisi.

"Jangan main hakim sendiri karena akibatnya justru sangat merugikan masyarakat," ucap AKBP Warsono dalam pertemuan dengan warga setempat.

Pertemuan dengan Kapolres diikuti oleh perangkat desa, tokoh pemuda dan tokoh masyarakat Muryolobo serta Ketua DPRD Jepara Haizul Ma'arif, Danramil, Kapolsek, serta kepala desa.

AKBP Warsono bersama Ketua DPRD Jepara Haizul Ma'arif juga melayat ke rumah duka untuk menyampaikan rasa dukacita terhadap keluarga korban yang meninggal dunia.

Harapan kami semua warga Desa Ngetuk dan Muryolobo untuk menahan diri. Serahkan kepada jajaran Polres dan kami dari DPRD akan mengawal sampai tuntas dan adil," ujar Haizul Ma'arif.

Dia menghimbau semua pihak untuk tidak mengunggah foto-foto korban di media sosial.

"Hargai korban dan keluarganya. Foto-foto juga bisa menambah keresahan warga," ucapnya. (ant/fat/jpnn)

Editor Ismail Fuad

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: