Kasus HIV di Jawa Tengah Capai 40.057, Dinkes: Masih Banyak yang Belum Terdeteksi
Dinas Kesehatan Jawa Tengah mencatat 40.057 kasus HIV hingga triwulan III 2025, atau 78 persen.-Ilustrasi Gemini AI-Wahyu Sulistiyawan
SEMARANG, diswayjateng.com – Jumlah kasus HIV (human immunodeficiency virus) di Jawa Tengah pada triwulan ketiga 2025 tercatat mencapai 40.057 temuan. Angka tersebut baru setara 78 persen dari estimasi total 51.464 orang yang diperkirakan hidup dengan HIV di provinsi ini.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Jateng, Irma Makiah, menyatakan masih banyak pekerjaan rumah dalam penemuan kasus baru maupun pasien yang berhenti menjalani pengobatan.
“Estimasi kami 51.464 kasus, namun yang berhasil ditemukan baru sekitar 78 persen. Masih ada PR terkait pasien yang putus pengobatan atau lost to follow up,” kata Irma kepada diswayjateng.com, Jumat, 5 Desember 2025.
Irma menjelaskan, saat ini hanya 59 persen orang dengan HIV (ODHIV) yang mengetahui statusnya dan sedang menjalani terapi antiretroviral (ARV). Sebagian pasien berhenti berobat karena pindah domisili, perubahan fasilitas BPJS, efek samping obat, hingga kejenuhan terapi jangka panjang.
Ia menegaskan bahwa angka resmi yang tercatat masih merupakan fenomena "gunung es". “Tahun lalu estimasi sekitar 40 ribu kasus dan ditemukan 37 ribu atau 82 persen. Tahun ini estimasi meningkat. WHO memperkirakan berdasarkan perkembangan kelompok berisiko dan perubahan pola epidemiologi,” tuturnya.
Kota Semarang menjadi daerah dengan jumlah temuan kasus HIV terbanyak. Sementara secara persentase capaian temuan terhadap estimasi, Kabupaten Banyumas berada di posisi tertinggi.
“Keduanya aktif melakukan penemuan kasus baik secara pasif melalui kunjungan pasien, maupun aktif dengan visiting mobile ke populasi kunci,” kata Irma.
Irma mengajak masyarakat memberikan dukungan agar ODHIV tidak merasa terasing. Ia menekankan bahwa HIV tidak menular melalui sentuhan, bersalaman, berbagi alat makan, atau kontak fisik ringan.
“HIV hanya menular melalui hubungan seksual berisiko, penggunaan jarum suntik tidak steril, transfusi darah yang sekarang sangat jarang karena pemeriksaan ketat serta penularan dari ibu hamil ke bayi,” jelasnya.
Ia menambahkan, pasien yang rutin mengonsumsi ARV dapat menekan jumlah virus hingga tidak bergejala. “HIV seperti diabetes, tidak bisa sembuh tetapi bisa dikendalikan. Bila virus tersupresi, pasien bisa hidup sehat seperti biasa,” ujarnya.
Dinkes Jateng memastikan layanan tes HIV mudah dijangkau. Terdapat 1.149 fasilitas yang menyediakan konseling dan tes HIV, mulai dari Puskesmas, RS pemerintah, RS swasta, klinik TNI/Polri, hingga laboratorium swasta.
Sebanyak 881 Puskesmas menyediakan layanan tes gratis. Sementara terapi ARV telah tersedia di 803 Puskesmas dan 210 rumah sakit di seluruh Jawa Tengah.
“Tidak ada salahnya melakukan tes, misalnya sebelum menikah. Ini untuk menjaga kesehatan bersama, bukan saling mencurigai,” ujar Irma.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
