Hadapi Ancaman Abrasi, Hutan Mangrove Perlu Diefektifkan

Hadapi Ancaman Abrasi, Hutan Mangrove Perlu Diefektifkan

MENERANGKAN - Guru Besar Bidang Budidaya Perairan Mangrove Universitas Pancasakti Tegal Prof Dr Ir Suyono MPi menerangkan pendapatnya saat ditemui di kantornya.Foto:K Anam S/diswayjateng.id ‎--

TEGAL, diswayjateng.id - Seperti daerah di kawasan pesisir lainnya, Kota Tegal juga dihadapkan dengan ancaman abrasi atau pengikisan permukaan tanah.

Untuk menghadapi ancaman tersebut, Guru Besar Bidang Budidaya Perairan Mangrove Universitas Pancasakti Tegal Prof Dr Ir Suyono MPi menegaskan pentingnya mempertahankan dan mengefektifkan fungsi hutan mangrove sebagai benteng alami di kawasan pesisir.

‎“Yang sudah ada dipertahankan, dan tinggal diefektifkan lagi,” kata Suyono saat diwawancarai Radar Tegal di Kampus I Universitas Pancasakti Tegal, Jalan Halmahera, Kelurahan Mintaragen, Kecamatan Tegal Timur, Kota Tegal.

‎Guru Besar yang dikukuhkan di Auditorium Kampus I Universitas Pancasakti Tegal beberapa waktu lalu dengan membawakan orasi ilmiah berjudul Ekosistem Mangrove untuk Kesejahteraan Manusia ini mengatakan, hutan mangrove berfungsi menjadi perangkap sedimen pasir, atau reklamasi alami.

BACA JUGA:BPI Tanam Ribuan Mangrove di Batang, PLTU Batang Mageri Segoro Cegah Abrasi Pesisir Utara Jawa

BACA JUGA:Gubernur Jateng Ahmad Luthfi Nyalakan Asa Masyarakat Pesisir Lepas dari Ancaman Abrasi dan Rob

Selain itu, pemecah gelombang dengan mereduksi energinya hingga lima puluh tujuh persen.

‎Fungsi hutan mangrove berikutnya sebagai penyaring air laut saat pasang, sehingga intrusi air laut yang dapat mencemari air tanah tawar dapat lebih terkontrol. Di samping itu, kelenjar garam vegetasi dari hutan mangrove menurunkan salinitas air wilayah pesisir.

Hutan mangrove, lanjut Suyono yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris Yayasan Pendidikan Pancasakti, juga mampu menyimpan karbon lebih banyak dari hampir semua jenis hutan lainnya.

‎“Per hektare hutan mangrove menyimpan empat kali lebih banyak karbon dibanding kebanyakan hutan tropis lainnya,” terang Suyono.

BACA JUGA:Pesisir Batang Terkikis Abrasi 200 meter, 117 Ribu Mangrove Disiapkan Jadi Tameng Alam

BACA JUGA:Abrasi Pantai Kramatsari Pemalang Semakin Parah, Ahmad Luthfi Instruksikan Perbaikan Tanggul Kandang Jangkrikk

‎Suyono melanjutkan, secara ekologis hutan mangrove dapat meningkatkan produktivitas perairan pantai yang memberikan kenyamanan bagi sumberdaya perikanan pantai.

Hutan mangrove merupakan tempat hidup (living ground), mencari makan (feeding ground), berlindung (niche), perkawinan atau pemijahan (spawning ground) dan daerah asuhan (care ground) berbagai biota perairan pantai.

‎Kawasan mangrove, dengan estetika wilayah pantai yang mempunyai berjuta tumbuhan dan hewan unik sangat potensial bagi pengembangan konsep ekowisata.

Melihat kemanfaatannya, Suyono mendorong keterpaduan dan kebersamaan stakeholder, mulai dari Pemerintah, penliti, dosen, dan masyarakat pantai dalam mempertahankan dan mengefektifkan hutan mangrove di Kota Bahari.

BACA JUGA:Angkat Masalah Abrasi di Desanya, Putri Kades Surodadi Demak Dapat Golden Ticket ke UGM

BACA JUGA:Abrasi dan Banjir Rob Meluas, Polres Demak Tanam 1.500 Pohon Mangrove

‎“Selamatkan mangrove, selamatkan lingkungan, dan selamatkan dunia,” imbuh Suyono.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait