Tegal Tea Fiesta Resmi Ditutup, Tradisi Moci Harus Terus Dilestarikan

Tegal Tea Fiesta Resmi Ditutup, Tradisi Moci Harus Terus Dilestarikan

KENANG-KENANGAN - Peserta Tegal Tea Festival 2025 menerima kenang-kenangan yang diserahkan Kepala Disdikbud Kota Tegal M Ismail Fahmi.Foto: Istimewa--

TEGAL, diswayjateng.id - Setelah berlangsung selama tiga hari, gelaran Tegal Tea Fiesta 2025 yang digelar di Jalan Pancasila Kota Tegal resmi ditutup.

Festival teh tahunan ini menyuarakan pesan agar budaya minum teh atau tradisi moci yang telah mengakar kuat sejak dulu di Kota Tegal tidak hilang. Namun, harus dilestarikan secara turun menurun, terus menerus. 

Itu seperti harapan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Tegal M Ismail Fahmi yang hadir langsung dalam acara penutupan malam itu.

“Melalui event ini, kami ingin tradisi moci bareng tidak hilang,” ungkap Fahmi, usai menyerahkan kenang-kenangan kepada peserta Tegal Tea Festival 2025 bersama Kepala Bidang Kebudayaan Disdikbud Hermawan Fajar Arisandi.

BACA JUGA:Tegal Tea Fiesta Tahun 2025, Ruang Edukasi dan Upaya Pelestarian Budaya Minum Teh

BACA JUGA:Tegal Tea Fiesta Siap Digelar di Jalan Pancasila

Lebih lanjut Fahmi mengemukakan, selama ini, Kota Tegal dikenal memiliki banyak pengusaha teh, sehingga event seperti Tegal Tea Fiesta menjadi ruang untuk memperkenalkan teh sebagai bagian dari identitas budaya sekaligus potensi ekonomi.

Teh jangan hanya dipandang sebagai komoditas, tetapi juga warisan budaya. “Maka penting dikenalkan secara luas, termasuk kepada pelajar,” ujar Fahmi.

Sebagai informasi, Tegal Tea Fiesta adalah pameran teh dengan pendekatan kultur atau budaya. Festival ini adalah yang kedua kalinya diadakan di Kota Bahari, setelah sampat tidak terselenggara saat terjadi Pandemi Covid-19.

Kali ini, Tegal Tea Fesetival diisi dengan acara pameran teh, bazar makanan dan usaha mikro kecil menengah, gelar wicara, serta pertunjukkan musik dan seni rupa.

BACA JUGA:Tegal Tea Fiesta Tahun 2025, Ruang Edukasi dan Upaya Pelestarian Budaya Minum Teh

BACA JUGA:Terus Tumbuh dan Naik Kelas Karena BRI, UMKM Teh Asal Bogor Sukses Tembus Rantai Pasok Global

Ketua Penyelenggara AM Erwindho Hascaryo mengemukakan, Kota Tegal sejatinya sudah jauh-jauh hari memikirkan derasnya arus perubahan pola hidup dan budaya yang semakin mengikis perilaku manusianya.

Yang terjadi sekarang adalah pragmatisme manusia yang tidak mempedulikan sebuah proses. Kemajuan teknologi tidak harus menggerus budaya ketimuran dengan saling menyapa dalam perjamuan teh. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: