Limbah PLTU Batang Disulap Jadi Paving di Sidawung Koffie Desa Tombo
Groundbreaking Paving Berbahan FABA PLTU Batang di Desa Tombo bersama DLH Batang, CDK IV Pekalongan, Camat Bandar, Kepala Desa Tombo--IST
BATANG, diswayjateng.id - Desa Tombo di Kabupaten BATANG kembali mencuri perhatian setelah PT Bhimasena Power Indonesia (BPI) resmi memasang paving block berbahan FABA dari PLTU BATANG, yang tak lain berasal dari limbah PLTU BATANG.
Groundbreaking pemasangan paving FABA ini dilakukan di kawasan Sidawung Koffie, salah satu destinasi ngopi hits yang mengusung pemandangan alam khas perbukitan Tombo.
Sebanyak 8.000 unit paving FABA dipasang untuk menutup lahan seluas 175 meter persegi, tepat pada Selasa, 27 Mei 2025.
Program ini merupakan bagian dari Gerakan Kolaborasi Desa Peduli Daerah Aliran Sungai Lestari (DAS Lestari) yang sudah berjalan sejak 2023.
BACA JUGA: Sarang Tawon Raksasa Gegerkan Warga Batang, Damkar Evakuasi Malam-malam
BACA JUGA: Tak Sekadar PLTU, Bhimasena Bangun Jamban Demi Kesehatan Warga Kalisalak Banyumas
BPI menggandeng Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Batang, Cabang Dinas Kehutanan IV Pekalongan, Camat Bandar, dan Kepala Desa Tombo dalam proyek berkelanjutan ini.
FABA, atau Fly Ash dan Bottom Ash, sejatinya adalah limbah dari proses pembakaran batu bara di PLTU.
Namun lewat riset bersama Perumda Aneka Usaha, material limbah PLTU Batang ini diubah menjadi paving block ramah lingkungan alias green material.
“Kami ingin menjadikan ini sebagai showcase pemanfaatan FABA untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat,” kata CSR & Community Relation Manager BPI, Ahmad Lukman, Selasa 27 Mei 2025.
BACA JUGA: Peringatan Bulan K3, Pengelola PLTU Gelar Donor Darah hingga Lomba Sepeda Secara Virtual
BACA JUGA: Hari Bhakti Rimbawan, PLTU Batang Tanam Pohon Langka di Area Reforestasi
Menurut Lukman, paving FABA dari limbah PLTU Batang ini akan memberi kenyamanan lebih bagi pelanggan Sidawung Koffie yang ingin menyeruput kopi lokal sambil menikmati udara segar perbukitan.
Tak hanya kenyamanan, paving ini juga membawa pesan besar soal ekonomi sirkular dan lingkungan berkelanjutan. “Kami ingin menunjukkan bahwa limbah non-B3 seperti FABA bisa diubah jadi sesuatu yang bermanfaat,” tambahnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
