Limbah PLTU Batang Disulap Jadi Paving di Sidawung Koffie Desa Tombo

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Batang melalui Kabid Tata Lingkungan, Ila Dhiama Warni, menyebut paving FABA ini sejalan dengan arah kebijakan daerah.

“Pemanfaatan limbah non-B3 ini bukan cuma solusi teknis, tapi juga sosial dan ekonomi,” tegasnya. Ia berharap program ini menjadi titik awal bagi gerakan serupa di desa-desa lainnya di Batang.

BACA JUGA:Sarang Tawon Raksasa Gegerkan Warga Batang, Damkar Evakuasi Malam-malam

BACA JUGA:Sidak Dapur MBG, Pimpinan DPRD Batang Minta Ada Menu Ikan Laut

Kepala Cabang Dinas Kehutanan IV Pekalongan, Gunawan, juga menyambut baik langkah BPI yang tak hanya fokus pada energi, tapi juga konservasi hutan. “Kami harap kolaborasi ini terus berlangsung, demi hutan Tombo yang lestari,” katanya penuh semangat.

Sementara itu, Camat Bandar, Nasrudin, melihat program ini sebagai role model untuk desa-desa lain di wilayahnya. “Kami dorong agar pendekatan pembangunan berbasis lingkungan ini diperluas ke seluruh Kecamatan Bandar,” ujarnya.

Hal senada disampaikan Kepala Desa Tombo, Mustajab, yang tak kuasa menyembunyikan rasa bangganya. “Berkat program BPI, desa kami punya wajah baru dan semangat baru. Target kami: Tombo jadi Kampung Proklim dan desa ekowisata unggulan,” tegasnya.

Melalui program CSR “Bhimasena Lentera Infrastruktur”, BPI terbukti tak hanya menghasilkan listrik, tapi juga inspirasi dan inovasi.

BACA JUGA:Janji Juni 2025 Teratasi, Perumda Sendang Kamulyan Batang Jelaskan Teknis Perbaikan Jaringan

BACA JUGA:Jadi Bunda Paud Batang, Faelasufa Sebut PAUD Bukan Hanya Soal Calistung

Inisiatif paving FABA dari limbah PLTU Batang ini sekaligus mempertegas bahwa industri energi bisa bersanding dengan upaya menjaga lingkungan dan membangun ekonomi lokal.

Sumber: