Perjuangkan Hak Korban Kebakaran HWI, Bupati Jepara Tertibkan Regulasi Usaha

Perjuangkan Hak Korban Kebakaran HWI, Bupati Jepara Tertibkan Regulasi Usaha

Bupati Witiarso Utomo kunjungi lokasi kebakaran di kawasan PT HWI. -arief pramono/diswayjateng.id-

JEPARA, diswayjateng.id– Bupati Jepara Witiarso Utomo mengunjungi lokasi kebakaran di area parkir dan warung yang berada di kawasan PT Hwaseung Indonesia (HWI). Peristiiwa kebakaran itu terjadi di Desa Gemulung, Kecamatan Pecangaan, Kabupaten Jepara

Insiden yang terjadi sekitar pukul 14.30 WIB pada Senin (05/05/2025) tersebut, menghanguskan empat warung dan merambat ke area parkiran motor. Ada ratusan sepeda motor yang hangus terbakar dalam insiden ini.

Diduga kebakaran terjadi akibat ledakan kompor di warung yang merembet ke warung lainnya. Dan akhirnya juga menghanguskan lokasi parkir sepeda motor.

Dalam kunjungannya, Bupati Witiarso menyampaikan keprihatinan dan menekankan pentingnya penataan ulang kawasan usaha dan parkiran.

"Kita akan melakukan sosialisasi, tidak hanya soal penggunaan kompor, tapi juga pentingnya memahami regulasi jarak antara warung dan area parkir. Semua harus ada aturan dan penataan yang jelas agar kejadian seperti ini tidak terulang," ujar Bupati pada Rabu (7/5/2025).

Pemerintah Kabupaten Jepara juga saat ini sedang mengidentifikasi korban yang mengalami kerugian, termasuk pemilik motor yang terbakar. Diketahui, sekitar 107 unit sepeda motor hangus dalam kejadian tersebut.

"Kami berkomunikasi dengan para pemilik motor, mengecek apakah kendaraan mereka diasuransikan atau tidak. Upaya itu juga sekaligus untuk  memastikan agar mereka mendapatkan haknya,” terang Bupati Witiarso. 

Sementara bagi para pelaku usaha, Witiarso juga mendorong untuk menunaikan kewajibannya, sehingga tidak menimbulkan masalah di kemudian hari.

Sementara itu, Kepala Bidang Pemadam Kebakaran (Kabid Damkar) Jepara, Surana mengungkapkan, keterlambatan informasi menjadi salah satu penyebab kebakaran cepat meluas.

"Kami menerima informasi sekitar 20 menit setelah kejadian. Kalau informasi bisa lebih cepat masuk, kemungkinan bisa lebih tertolong. Kadang masyarakat gugup dan tidak menyimpan nomor darurat, jadi penanganan terlambat," jelas Surana.

Ia juga menyoroti kondisi lokasi kebakaran yang kurang ideal karena warung dan parkiran menyatu tanpa pembatas. 

"Ini harus jadi perhatian bersama. Idealnya, warung dan parkiran tidak berada dalam satu area tanpa sekat. Harus ada pemisahan yang jelas," tandasnya.

 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait