BATANG, diswayjateng.com - Peresmian 69 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi atau SPPG milik Pengurus Besar Nahdlatul Ulama di Kabupaten Batang menandai babak baru Program Makan Bergizi Gratis.
Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana meresmikan langsung 69 SPPG NU Tahap III di Pondok Pesantren Al Hasani, Sikebo, Limpung, Batang, Jawa Tengah, Selasa 30 Desember 2025.
Program Makan Bergizi Gratis yang dijalankan melalui kolaborasi BGN dan PBNU ini diarahkan menjadi mesin besar pemenuhan gizi sekaligus instrumen stabilisasi harga pangan di tingkat lokal.
Dadan Hindayana menyebut Program Makan Bergizi Gratis tidak boleh dipahami semata sebagai urusan dapur dan piring makan anak-anak atau santri.
BACA JUGA: Apa Kerja BNNK Batang Sepanjang 2025? Ini Daftarnya
BACA JUGA: Proyek KPBU Batang Terang Rp300 miliar Dikawal Kejaksaan, KPK hingga BPKP
“Program Makan Bergizi Gratis juga punya peran strategis untuk menjaga stabilitas harga pangan di tengah fluktuasi pasar,” kata Dadan dalam sambutannya di Batang.
Ia menjelaskan bahwa melalui jaringan SPPG NU, negara memiliki kendali menu yang bisa disesuaikan dengan kondisi pasar.
“Kalau permintaan telur dan ayam terlalu tinggi, kami bisa menginstruksikan SPPG untuk menggunakan sumber protein lain, misalnya ikan, dan bulan ini kami dorong lebih banyak menu ikan,” ujarnya.
Menurut Dadan, satu dapur SPPG dalam Program Makan Bergizi Gratis bisa menyerap sekitar 3.000 ekor lele untuk satu siklus menu.
BACA JUGA: Pajak Daerah Batang Tembus 107 Persen, Capai Rp233 Miliar
BACA JUGA: The Nice Play Land Batang Diserbu Wisatawan, Wisata Anak dengan 70 Wahana
Dalam hitungan mingguan, kebutuhan lele per dapur SPPG NU bisa mencapai 18.000 ekor, angka yang bagi pembudidaya bukan lagi kecil.
“Kalau satu kolam ukuran 2x4 meter bisa menampung 4.000 ekor lele, tinggal dihitung saja berapa kolam yang dibutuhkan,” tutur Dadan.
Ia menegaskan besarnya daya serap SPPG NU menunjukkan Program Makan Bergizi Gratis bukan hanya belanja negara, tetapi juga penggerak ekonomi rakyat.