“KONI harus mengayomi, membimbing, dan membangun kedekatan emosional dengan seluruh pengurus cabor. Dari situ akan lahir atlet-atlet berprestasi,” ujar Sujarwanto.
Ia juga mengingatkan, pembinaan olahraga tidak hanya soal prestasi, tetapi juga pembentukan karakter generasi muda. Olahraga, kata dia, menjadi salah satu instrumen penting untuk menekan kenakalan remaja dan menyiapkan masa depan atlet.
Sujarwanto tak menampik bahwa prestasi Kabupaten Tegal pada Porprov Jateng 2023 masih berada di papan bawah. Namun ia optimistis kondisi tersebut bisa diperbaiki melalui persiapan matang menuju Porprov Jateng 2026.
“Persiapan harus terencana dan terpusat, termasuk try in dan try out yang sistematis. Keterbatasan anggaran tidak boleh jadi alasan. Tantangan harus dijawab dengan gotong royong,” tandasnya.
Bupati Tegal Ischak Maulana Rohman menegaskan, pengurus KONI yang baru, memikul tanggung jawab besar untuk memperbaiki prestasi olahraga daerah. Menurutnya, kepengurusan baru harus membawa semangat baru dan tujuan yang jelas.
“Langkah awal yang penting adalah mengecek kondisi eksisting, baik atlet maupun cabang olahraganya. Dari situ baru bisa menentukan arah pembinaan,” kata Bupati.
Ia menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah daerah, KONI, dan seluruh cabor. KONI harus benar-benar menjadi induk organisasi yang adil dan mengayomi.
“KONI itu ibu bagi cabang olahraga. Harus bisa ngemong dan ngopeni, bukan malah membuat cabor mencari ibu tiri,” tegasnya.
Bupati Ischak berharap kepengurusan baru mampu menciptakan suasana organisasi yang solid, kondusif, bebas konflik, serta menjadikan olahraga sebagai pemersatu masyarakat.
“Mari jadikan momentum ini sebagai awal kebangkitan olahraga Kabupaten Tegal. Bersatu, solid, dan berprestasi,” pungkasnya.