SLAWI, diswayjateng.id - Madrasah Diniyah Takmiliyah Ula (MDTU) Muhajirin Pegirikan, Kecamatan Talang, Kabupaten Tegal. Menggelar pawai obor dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional (HSN) tahun 2025.
Acara yang diikuti ratusan santri MDTU ini dimeriahkan oleh grup calung, hadroh Remaja Masjid Muhajirin dan grup terbang rebana dari Masjid Al Falah Pegirikan, tak ketinggalan pula gelaran pawai obor disupport mengikuti pawai dari santri siswa-siswi Madrasah Ibtidaiyah (MI) Muhajirin, serta seluruh dewan asatid MDTU dan dewan guru MI Muhajirin dan mendukung penuh ikut pawai jalan kaki yaitu dari unsur pengurus Yayasan Muhajirin. Pawai yang digelar di malam hari tersebut sangat meriah.
Kepala MDTU Muhajirin Ustad Eko Setiawan mengatakan bahwa pawai obor ini digelar dalam rangka peringatan Hari Santri Nasional tahun 2025 serta sekaligus taaruf. " Pawai obor seperti ini adalah kali pertama digelar dengan melibatkan semua unsur dibawah yayasan muhajirin. Ini setelah pawai selesai, ada suguhan doorprize juga untuk membuat suasana gembira," ujarnya, Jumat (24/10/2025).
Pawai dengan start MDTU Muhajirin dan keliling menelusuri jalan desa dan jalan kabupaten sekitar desa Pegirikan dan Bedug Kami sangat senang dan bahagia, pawai obor ini mendapat sambutan dan dukungan yang meriah dari semua pihak, termasuk dukungan dari yayasan muhajirin yang menaungi MDTU dan juga keluarga besar MI Muhajirin," cetusnya.
BACA JUGA:3 SD di Kota Tegal Kompak Peringati Hari Santri Nasional
BACA JUGA:Sejarah dan Tema Hari Santri Nasional 2024
Sambutan warga masyarakat juga luar biasa. Santri-santri kami merasa gembira.
Sementara itu, Ketua Yayasan Muhajirin Sugiyono yang melepas peserta pawai menyampaikan bahwa MDTU Muhajirin dibawah naungan Lembaga Yayasan Muhajirin Pegirikan Kecamatan Talang Kabupaten Tegal. " Yayasan Muhajirin bergerak di bidang pendidikan Islam, saat ini mengelola pendidikan ada MDTU dan juga MI setingkat sekolah dasar. Baik MDTU maupun MI tersebut adalah lembaga yang sudah berdiri sejak puluhan tahun yang lalu tepatnya sekitar tahun 1982," ungkapnya.
Dengan peringatan HSN ini kembali ke makna penting, yakni sebagai wujud penghargaan terhadap perjuangan para ulama dan santri dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. "Penetapan tanggal 22 Oktober sebagai HSN merujuk pada lahirnya Resolusi Jihad yang dicetuskan KH Hasyim Asyari pada tahun 1945. Dari situlah lahir peristiwa heroik 10 November 1945 yang kini kita peringati sebagai Hari Pahlawan," tegasnya.