
BATANG, diswayjateng.id - Penggodokan tujuh kelompok calon pengusaha muda Kabupaten Batang dalam program Next Generation Entrepreneur (NGE) masuk ke babak baru yaitu mentoring. Anak muda Batang diajak jadi bos melalui prrogram NGE ini.
NGE merupakan program yang diinisiasi oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Batang bekerja sama dengan Yayasan Darul Falah dan Entrepreneur University.
Ketua PCNU Batang, Kiai Ahmad Munir Malik, menegaskan bahwa program ini bukan sekadar pelatihan, tapi langkah serius mencetak pengusaha muda tangguh yang bisa menciptakan peluang, bukan hanya mencari pekerjaan.
“Pengusaha-pengusaha muda di Batang ini masih sangat minim, yang kita dengar justru anak-anak muda yang jadi pengangguran,” kata Kiai Munir di Hotel Kiyana, Minggu, 8 Juni 2025.
BACA JUGA: Idul Adha Bersejarah Desa Tegalsari, Dapat Sapi Presiden hingga Bupati Batang jadi Khatib Salat Ied
BACA JUGA: Masjid Tak Sekadar Tempat Ibadah, Darul Falah Siapkan Entrepreneur Muda Batang Bareng PCNU
Melalui mentoring intensif yang berlangsung mulai 8 Juni hingga 20 Juli 2025, peserta akan dibekali mindset, strategi, dan pendampingan langsung untuk memulai bisnis dari nol.
“Kita tidak ingin generasi muda ini cuma jadi penonton,” lanjutnya.
Dengan data mencengangkan yaitu 28 ribu pengangguran di Kabupaten Batang, Kiai Munir menyebut bahwa industri belum mampu menyerap semua tenaga kerja, termasuk dari Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Batang.
“Ketika hanya berharap pada lowongan di Industropolis, saya kira belum cukup. Kita butuh anak-anak muda yang bisa membuka lapangan kerja sendiri,” tegasnya.
BACA JUGA: Sahur Bersama Sinta Nuriyah Wahid di Batang, Istri Gusdur Ajari Tujuan Puasa hingga Pluralisme
BACA JUGA: Siap Cetak Ribuan Wirausaha Mandiri di Bumi Mina Tani
Dalam program ini, semangat enterpreneurship ditanamkan sejak awal, tidak hanya dari sisi teknis berbisnis, tetapi juga bagaimana mengubah mindset dari pencari kerja menjadi pencipta kerja.
Itulah mengapa tokoh nasional dan pendiri bimbingan belajar legendaris Primagama, Purdi E. Chandra, atau yang akrab dipanggil Om Chandra, turut dilibatkan sebagai mentor utama.
“Pengusaha pakai mindset kanan. Pendidikan kita banyak kiri—penuh perhitungan, cocoknya jadi karyawan. Bukan pengambil risiko,” ujar Om Chandra, pria kelahiran Lampung, 9 September 1959, dalam sesi pembukaan.