
PEMALANG, diswayjateng.id - Sejumlah pedagang, tukang tambal ban dan bengkel yang tergabung dalam aliansi Usaha Menengah Kecil dan Mikro (UMKM) Pantura Bersatu. Bersama Organisasi Angkutan Darat (Organda) Pemalang melakukan aksi demo di Gedung DPRD Kabupaten Pemalang.
Aksi yang komandani Andi Rustono menolak adanya pembatasan bagi kendaraan berat untuk melintas jalan Pantura.
Dalam aksinya, mereka membawa sepanduk penolakan pembatasan bagi kendaraan berat dan beroasi di Depan Gedung Wakik Rakyat. Setelah itu, langsung ditemui oleh pimpinan dan sejumlah anggota DPRD di Balai Rakyat Gedung Dewan.
Koordinator Aksi Andi Rustono mengatakan, uji coba kebijakan pembatasan kendaraan berat melintas di sepanjang jalan Pantura Jawa Tengah harus dievaluasi kembali oleh pihak terkait dengan melibatkan Organisasi Angkutan Darat (Organda ).
BACA JUGA:Ulu-ulu Vak dan Petani Kabupaten Pemalang Gelar Demonstrasi
BACA JUGA:Merasa Dianaktirikan, Ratusan Tenaga Kesehatan di Kabupaten Tegal Gelar Demonstrasi
Yaitu kebijakan tindaklanjut surat rekomendasi dan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang diujicobakan, di sejumlah kabupaten/kota. Bahkan sudah mengeluarkan Surat Edaran (SE) pembatasan bagi kendaraan berat untuk melintas di Jalan Pantura.
Menurutnya, adanya surat edaran tersebut, maka pembatasan itu berlaku bagi truk besar. Khususnya sumbu tiga atau lebih seperti truk gandeng tronton. kontamor dan sejenisnya pada tahap awal aturan dan Ditjen Perhubungan Darat beriaku 1 mei 2025.
"Adanya kebijakan itu, bermula dari inisiasi Anggota DPR RI Rizal Bawazier dari Partai Keadilan Sosal.Tapi tidak melihat realita di lapangan sepanjang pantura akan jauh lebih menderita karena dampak yang ditimbulkan,"katanya.
Di sepanjang Jalan Pantura itu ada rakyat kecil yang sedang melakukan usaha. Seperti pedagang warungan atau UMKM, selain itu usaha tambal ban atau isi angin, bengkel dan lain-lain sebagainya. Termasuk oara pengemu dan sopir, mereka juga ikut berdampak.BACA JUGA:Gugatan Mobil Esemka Masuk Tahap Mediasi, Jokowi dan SMK Diminta Siapkan Resume Damai
BACA JUGA:Harga BBM Naik, Sopir Elf Jurusan Tegal-Pemalang Gelar Demonstrasi di Jalur Pantura
Penderitaan yang dirasakan para UMKM adanya jalan tol pun, merupakan pukulan berat, karena tidak sedikit yang harus mengalami gulung tikar. Karena andalan satu-satunya konsumen mereka adalah truk sumbu 2 maupun 3, sementara harus dialihkan. Sehingga menjadi persoalan yang mengganggu perekonomian warga khususnya usaha UMKM yang ada di sepanjang Jalan Pantura.
Tidak hanya itu, dampak para sopir , sekalipun ada diskon potongan bagi yang masuk exit tol Kandeman-Gandulan 20 persen tidak serta merta jadi sebuah solusi. Sebab pihak perusahaan tidak mengganti sopir bernaung dan tidak akan mengganti klaim tiket masuk tol. Sehingga para sopir keberatan, karena biaya perjalanan membengkak ditanggung sendiri.
Maka, Andi Rustono meminta bahwa banyaknya angka kecelakaan di sepanjang jalan Pekalongan harus ada solusinya. Yaitu agar dibuatkan jalan lingkar sebagai aiternatif solusi pengalihan jalur, seperti di kabupaten lainnya.
Artinya, banyaknya angka kecelakaan itu, tidak menyalahkan sebagai akibat adanya unit truk sumbu 2 atau 3. Tapi lihatlah kondisi jalan , jika rusak maka harusnya kwalitas jalan yang ditingkatkan. Tapi bukan membuat kebijakan sepihak melarang dalam jangka panjang bisa menghambat investasi.