
Namun Balgis mengklarifikasi bahwa hingga saat ini belum ada laporan resmi yang mengaitkan kasus itu langsung dengan tumpukan sampah.
“RSUD dan Dinas Kesehatan menyebut lebih karena perubahan cuaca, bukan karena sampah,” jelasnya.
Meski begitu, pemerintah tetap mempercepat penanganan agar potensi penyebaran penyakit bisa ditekan.
Pemerintah menargetkan dalam enam bulan ke depan kapasitas pengolahan sampah akan meningkat signifikan.
Beberapa titik baru untuk pembangunan TPST 3R juga tengah dipetakan.
“Kami tak tinggal diam. Dalam waktu dekat, insya Allah mesin-mesin mulai datang,” ungkap Wawali.
Pantauan di lapangan, beberapa tampak membakar sampah di pekarangan karena tidak sabar menunggu pengangkutan.
Kepala Dinas Lingkungah Hidup (DLH) Kota Pekalongan, Sri Budi Santoso menyebut bahwa pembakaran terbuka tanpa alat pengolah ramah lingkungan itu.
Ia kembali menegaskan bahwa penanganan sampah butuh gotong-royong.
“Anggaran kami siapkan, mesin kami beli, tapi tanpa partisipasi masyarakat, semua tidak akan berjalan,” tutupnya.