
Di sinilah letak tantangan sekaligus peluang.
Ketika PKK bisa menyentuh ibu-ibu rumah tangga, mereka bisa menggerakkan budaya baru: memilah sampah sejak dari sumbernya.
Selain sampah, UMKM juga menjadi tugas berat yang dibebankan.
Bupati melihat potensi besar di desa-desa yang selama ini belum tergarap optimal.
“UMKM ini bisa jadi tulang punggung ekonomi lokal kalau didampingi dengan baik,” katanya.
Ia berharap PKK bisa menjadi jembatan antara pelatihan, pendampingan, hingga akses pemasaran digital.
Di samping dua fokus besar tadi, Faiz juga menambahkan satu amanat tambahan: kesehatan keluarga.
Sebagai daerah yang sudah mencapai Universal Health Coverage (UHC), Batang ingin memastikan semua warga memanfaatkannya.
“Perlindungan kesehatan keluarga ini juga kami minta untuk fokus sosialisasi, untuk mengajak masyarakat untuk melakukan cek kesehatan gratis, juga sosialisasi terkait UHC supaya bisa dimanfaatkan oleh masyarakat,” tandas Faiz.
Bupati Batang itu menekankan, akses layanan kesehatan sudah tersedia, tinggal bagaimana masyarakat menyadari pentingnya pencegahan.
Dalam konteks ini, TP PKK menjadi ujung tombak kampanye hidup sehat.
Mereka tak hanya mendistribusikan informasi, tapi menggerakkan kesadaran kolektif—dari RT ke RT, dari pintu ke pintu.
TP PKK Kabupaten Batang diharapkan menjadi agen perubahan mulai dari sampah, ekonomi, hingga kesehatan keluarga—semuanya bermula dari rumah.