Langkah ini tak hanya akan direplikasi di seluruh ranting GP Ansor Kota Pekalongan, tapi juga menjadi model gerakan nasional yang digagas NU melalui pembentukan bank sampah di tiap kecamatan.
Seluruh kader GP Ansor diinstruksikan secara langsung untuk memilah sampah di rumah masing-masing. Dari ribuan anggota, instruksi ini diharap menular menjadi gaya hidup.
“Instruksi ini berlaku dari atas sampai bawah. Kami ingin kader kami menjadi contoh bagi masyarakat. Jika satu orang bisa memilah sampah setiap hari, dampaknya akan sangat besar,” tutur Jihan.
Inovasi lain datang dari Ranting Pekalongan Selatan. Mereka telah mengembangkan sistem pembakaran sampah non-polutif dan ramah lingkungan.
Teknologi sederhana ini diharapkan menjadi solusi jangka panjang untuk limbah rumah tangga.
Di balik semua gerakan ini, NU ingin mengubah paradigma: dari buang sampah ke olah sampah. Dari masalah jadi berkah.
Dari ancaman lingkungan jadi peluang ekonomi.
“Kami ingin sampah jadi emas. Sampah jadi berlian,” pungkas Jihan dengan penuh semangat.