Tren Meningkat, Pendaftar Ibadah Haji di Grobogan Tembus 2.000-an Orang Dalam Setahun

Tren Meningkat, Pendaftar Ibadah Haji di Grobogan Tembus 2.000-an Orang Dalam Setahun

Ketua Kementerian Haji dan Umrah Kabupaten Grobogan Ali Muhtarom. (Achmad Fazeri/Disway Jateng)--

GROBOGAN, diswayjateng.com - Setiap tahun, pendaftaran ibadah haji di Kabupaten Grobogan trennya meningkat, dalam setahun tembus 2.000 orang. Hal itu disampaikan Kepala Kementerian Haji dan Umrah Grobogan Ali Muhtarom.

"Lebih-lebih justru yang dari pinggiran desa seperti Tanggungharjo, Dokoro," katanya ketika ditemui Disway Jateng, Selasa (9/12/2025).

Ali menyampaikan, sejauh ini menurut pengamatannya, banyak masyarakat mendaftar haji setelah panen jagung. Bahkan, lanjutnya, ada tren anak-anak seusia Sekolah Dasar (SD) didaftarkan haji oleh orangtuanya, karena melihat daftar tunggu haji yang cukup lama.

"Masa tunggu ibadah haji Kabupaten Grobogan, setelah adanya perubahan regulasi, diperkirakan jadi lebih cepat menjadi 26 tahun dari sebelumnya 32 tahun," katanya.

Kendati demikian, Ali menuturkan, saat ini kalau dicek melalui aplikasi, baik itu Haji Pintar atau Cek Porsi Haji memang belum berubah, atau masih 32 tahun. Karena masa transisi, sehingga kinerja platform tersebut masih belum stabil.

"Tapi potensinya tetap berubah jadi lebih cepat," imbuhnya menegaskan.

Ali menyampaikan, dalam penentuan kuota berdasarkan jumlah penduduk Muslim, untuk daerah dengan jumlah penduduk Muslimnya yang banyak tapi pendaftarnya sedikit, tentu akan lebih cepat berangkat dibandingkan ketika penentuan kuota berdasarkan daftar tunggu.

"Kalau berdasarkan dengan pendaftaran, maka tahun pemberangkatan itu sama," ujarnya.

Ali menyebutkan, calhaj dari Grobogan yang berangkat tahun ini, pendaftaran Desember 2012, Januari dan Februari 2013. Adapun untuk daerah lain yang minat pendaftar hajinya rendah, calhaj yang berangkat tahun ini, pendaftaran haji pada tahun 2015.

"Di Jawa Tengah atau Jawa Timur itu penduduk Muslimnya banyak sekaligus peminat mendaftar hajinya juga tinggi. Sehingga ada yang daftar tunggunya itu kalau tidak salah sampai 42 tahun. Dari kesenjangan tersebut kemudian dikaji ulang. Jadi, pemberangkatan itu akan disesuaikan tahun pendaftaran," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: