SEMARANG, Diswayjateng.id – Aksi demo menolak pengesahan Undang-Undang (UU) TNI di Semarang berujung ricuh.
Demo tolak UU TNI yang digelar oleh Aliansi BEM se-Semarang Raya ini diwarnai bentrokan dengan aparat keamanan.
Pengesahan revisi UU TNI memicu gelombang protes dari berbagai kalangan, termasuk mahasiswa yang tergabung dalam gerakan Semarang Menggugat.
Ratusan mahasiswa turun ke jalan, mengenakan kaus hitam dan membawa spanduk bertuliskan "Tentara Pulang ke Barak", "Welcome Neo Orba", dan "Tolak UU TNI, Welcome Orba".
BACA JUGA:Ratusan Pengemudi Ojol Demo di Kantor Gubernur Jateng, Tuntut Hapus Layanan Merugikan
BACA JUGA:Ratusan Pengemudi Ojol Demo di Kantor Gubernur Jateng, Tuntut Hapus Layanan Merugikan
Aksi demo tolak UU TNI dimulai dengan orasi secara bergantian di depan Mapolda Jawa Tengah. Setelah itu, massa bergerak menuju Gedung DPRD Jateng untuk menyampaikan aspirasi mereka.
Namun, setibanya di depan gerbang, mereka dihadang oleh aparat keamanan yang telah bersiaga.
Menjelang magrib, situasi semakin memanas. Massa demo tolak UU TNI berusaha merangsek masuk ke halaman Gedung DPRD untuk membacakan tuntutan, tetapi dihalau petugas.
Adu mulut dan aksi saling dorong pun tak terhindarkan. Situasi memuncak saat lemparan mulai terlihat, membuat bentrokan pecah.
BACA JUGA:Ribuan Mahasiswa Semarang Gelar Aksi Demo di Depan Gedung DPRD Jawa tengah
BACA JUGA:Ratusan Dosen ISI Solo Demo Tuntut Tunjangan Kinerja yang Tertunda Sejak 2020
Aparat akhirnya menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa, seraya mendesak massa untuk keluar dari halaman gedung DPRD menyebabkan demonstran berlarian ke berbagai arah di Jalan Pahlawan.
Ratusan polisi berseragam dengan mobil anti huru-hara maju untuk mengusir secara paksa para mahasiswa yang melakukan aksi demo tolak UU TNI.
Sebelumnya, aksi massa berlangsung tertib dengan orasi dari atas mobil pikap di halaman Kantor Gubernur Jateng.