Selain itu, Walikota juga memerintahkan penanganan khusus bagi lansia yang tinggal sendiri dan mengalami gangguan kesehatan.
"Kami telah mengkoordinasikan dengan Dinsos-P2KB untuk membawa lansia tersebut ke rumah singgah RPSBM Kuripan," tambahnya.
Mas Aaf mengaku bersyukur karena kebutuhan logistik para pengungsi telah terpenuhi.
Namun, ia menekankan pentingnya percepatan penanganan banjir dan rob di permukiman warga sekitar Sungai Bremi-Meduri.
"Penanganan banjir dan rob di Sungai Lodji dan Sungai Banger sudah aman. Namun, di Kecamatan Pekalongan Barat, pompa kurang maksimal karena air Sungai Bremi-Meduri meluap akibat curah hujan tinggi," jelasnya.
Walikota berharap banjir segera surut dan warga dapat kembali ke rumah mereka dengan aman.
"Kami akan terus memantau dan berkoordinasi dengan semua pihak untuk memastikan penanganan banjir berjalan optimal," pungkasnya.
Kota Pekalongan dilanda banjir akibat curah hujan tinggi dan luapan Sungai Bremi sejak 28 hingga 30 Januari 2025.
Hujarn sedang hingga besar disertai angin kencang telah menyebabkan genangan air di berbagai wilayah, terutama di daerah cekung. Selain itu, luapan Sungai Bremi di sisi barat Kota Pekalongan turut memperparah kondisi dengan menggenangi permukiman warga.
Intensitas hujan yang tinggi selama dua hari menyebabkan drainase penuh dan luapan Sungai Bremi. Wilayah cekung di Kota Pekalongan tergenang, termasuk permukiman warga.
Beberapa wilayah yang masih terdampak banjir dengan ketinggian genangan bervariasi antara 10-40 cm meliputi Tirto, Podosugih, Gamer, Pasirkratonkramat, Klego, Setono, Karangmalang, dan Bendan Kergon.