Tidak Hanya Jelang Imlek, Produksi Barongsai Meningkat Sejak Ditetapkan sebagai Olahraga oleh KONI

Kamis 09-01-2025,17:05 WIB
Reporter : Wahyu Sulistiyawan
Editor : Wawan Setiawan

Candra menceritakan, sebelumnya ia mendapatkan pesanan ular cobra dengan ukuran panjang hingga 18 meter, sesuai dengan sio Imlek 2025 yakni Ular Kayu.

"Kemarin saya mendapatkan pesanan ular cobra dengan panjang 18 meter, sesuai dengan sio Imlek tahun ini dan sudah kita kirim ke Pekanbaru-Riau," jelasnya. 

Menurutnya, keahlian dalam membuat Barongsai ini didapatkan dari ayahnya Sutikno (Oei Eng Tek) yang juga seorang perajin Barongsai sejak 1996. Ia merupakan generasi ke 4 yang meneruskan usaha sang legendaris Barongsai di Kota Semarang itu.

"Ayah saya menjadi pengrajin Barongsai sejak 1996, dan meneruskan pada 2013 karena awalnya tertarik akan seni barongsai ini," jelasnya.

Tambahnya, sejak kepemiminan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang membuka kebebasan warga Tionghoa untuk lebih aktif, minat masyarakat akan barongsai semakin meningkat.

"Sejak Gus Dur membuka aktifitas warga Tionghoa, minat masyarakat baik Jawa maupun keturunan Tionghoa semakin tertarik terhadap barongsai," ungkapnya.

Iapun menjelaskan, perbedaan barongsai dahulu lebih sederhana dibandingkan yang sekarang karena lebih banyak motif, bentuk dan ornamen lainnya.

"Kalau kita kenal ada barongsai tradisional dan modern, kalau zaman dulu masih tradisional, kalau sekarang penampilannya lebih modern dari motif, corak warna dan ornamen pendukung seperti lampu yang menjadi trend saat ini," ungkapnya.

Hingga saat ini perajin barongsai di Kota Semarang sendiri sudah cukup banyak, dikarenakan orang yang pernah bekerja di ayah Candra sudah membuka usaha barongsai sendiri.

"Di Semarang sendiri pengrajin barongsai sudah cukup banyak, karena orang yang dulu bekerja di tempat ayah saya saat ini membuka usaha sendiri, dan itupun sudah mendapatkan izin dari ayah saya," ungkapnya.

Kategori :