SLAWI, diswayjateng.id - Diusiknya masalah penggelolaan tenaga bongkar muat toko modern yang berada di Desa Penusupan, Kabupaten Tegal oleh pihak pemerintah desa setempat. Mendapatkan perhatian dan solusi dari Dinas Permades.
Awalnya berdirinya toko modern di desa tersebut bisa menjadi berkah buat masyarakat sekitar. Seiring dengan permintaan suplaier toko modern untuk mencarikan tenaga bongkar muat kepada pemerintah desa.
Kades Penusupan Gutur Zagiat Yudiansyah mengoordinir warganya yang bersedia menjadi tenaga bongkar muat dan mendirikan paguyuban.
"Kami ditunjuk menjadi ketua paguyuban bongkar muat dan oleh pihak toko diminta memberdayakan sumberdaya manusia lokal," jelasnya.
BACA JUGA:Dispermades Kabupaten Tegal Layangkan Surat Terbuka untuk Presiden Prabowo
BACA JUGA:Dispermades Kabupaten Tegal Bentuk Kawasan Desa Merdeka Sampah
Dalam pendirian awal paguyuban, sempat disepakati bahwa 50 % penghasilan untuk tenaga bongkat muatdan 50 % untuk pengurus paguyuban.
Sejalan berjalannya waktu dan makin besarnya toko modern tersebut, gejolak mulai timbul. Ada beberapa pekerja bongkar muat yang punya keinginan untuk menambah penghasilan, namun tidak disampaikan. Terkait pendapatan 50 % untuk pengurus paguyuban.
Selama ini telah dimaksimalkan untuk kegiatan yang harus dilakukan pengurus untuk sosial. "Seperti sumbagan granit untuk 2 mushola, HUT RI, santuan anak yatim, khitanan massal hingga bantuan sosial rehab rumah di luar Desa Penusupan," cetusnya.
Belakangan, keberadaan paguyuban bongkar muat tersebut diusik dengan hadirnya serikat pekerja yang ingin menggeser paguyuban dalam menggelola bongkar muat di toko modern tersebut.
BACA JUGA:Dispermades Kabupaten Tegal Dorong Potensi Seni Desa Berkolaborasi dengan DKKT
BACA JUGA:Dispermades Kabupaten Tegal Imbau Keras Kades untuk Netral dalam Pilkada
Kepala Dinas Permades Kabupaten Tegal Teguh Mulyadi memberi solusi atas kejadian tersebut. Titik permasalahan ada di toko modern yang menentukan siapa yang berhak melakukan bongkar muat. Berdasarkan informasi, toko lebih memilih bongkar muat dari orang kampung atau orang lokal yang selama ini sudah dikoordinir oleh paguyuban bongkar muat. "Bukan dari asosiasi ataupun PTSI " ungkapnya.
Pihaknya mengaku sudah monev ke Desa Penusupan dan bertemu dengan kades bahwa paguyuban tersebut lebih efektif dibandingkan dengan yang lain. Karna paguyuban bisa mengakomodir seluruh tenaga bongkar muat yang ada di sekitar gudang.
Kalau soal potongan juga atas kesepakatan bersama untuk BPJS dan seragam juga atas kemauan pekerja kuli bongkar muat. "Diharapkan, kades nanti bisa menjadi pelidung paguyuban bogkar muat," tegasnya.