REMBANG, diswayjateng.id - Upaya menurunkan angka stunting di Kabupaten Rembang terus diupayakan oleh pemerintah setempat.
Pemkab Rembang komitmen mengejar target penurunan angka stunting hingga 14 persen pada akhir 2024 ini.
Kepala Dinsos PPKB Rembang, Prapto Raharjo, mengatakan meski waktu menuju akhir tahun tinggal beberapa minggu, Pemkab Rembang terus berupaya menekan angka stunting di daerah itu.
"Bahwa walaupun target 14 persen di 2024 bukan berarti di tahun-tahun berikutnya kita tidak memikirkan stunting," ujar Prapto, Kamis 28 November 2024.
BACA JUGA:575 Personil Kepolisian Diterjunkan Jaga Ribuan TPS Pilkada 2024 di Kabupaten Blora
BACA JUGA:Warga Binaan Rutan Blora Diminta Jaga Kondusifitas saat Pencoblosan Pilkada 2024
Pihaknya juga mendorong Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dan kepala desa agar lebih peduli terhadap kasus stunting.
Khususnya dengan memprioritaskan alokasi dana desa untuk penanganan stunting.
"Kalau kita melihat dana dari pemerintah, terutama APBD, selama ini yang langsung menyentuh kepada penurunan angka stunting tidak banyak," ungkapnya.
Sementara itu, anggota tim pakar TPPS Kabupaten Rembang, Muhammad Fathoni, mengatakan adanya ketidaksesuaian data hasil audit dengan data sebelumnya saat melakukan kunjungan lapangan di Desa Temperak dan Desa Nglojo.
"Misalnya, di buku audit itu NIK (Nomor Induk Kependudukan) sekian. Ternyata ketika NIK itu saya masukkan di rumah sakit untuk konfirmasi pasien, datanya tidak cocok. Ada beberapa data lain yang tidak sesuai dengan kertas kerja," jelasnya.
Di Desa Temperak, lanjutnya, tim menemukan balita berusia 1 tahun 13 bulan dengan berat badan hanya 5 kilogram.
BACA JUGA:Muncul Wacana TK Swasta di Rembang akan Diminta Pemerintah dan Diubah Jadi Negeri
BACA JUGA:Capaian Imunisasi Lengkap untuk Balita di Rembang Ditarget 92 Persen
Namun tidak tercatat ada riwayat penyakit yang menyebabkannya.