SALATIGA,diswayjateng.id - Pj Wali Kota Salatiga Yasip Khasani menegaskan, pemahaman Bullying juga perlu diberikan kepada orang tua tidak hanya anak didik.
Bercermin dari beberapa kejadian yang viral tidak sedikit orang tua turut menjadi pelaku Bullying, lantaran kurang pahamnya batasan-batasan (Bullying).
Hal ini disampaikan Pj Wali Kota Salatiga Yasip Khasani kepada Disway Jateng di Salatiga, Rabu 20 November 2024.
Sebelumnya, Pj Wali Kota Salatiga juga mengikuti langsung kegiatan Karnaval Anti Perundungan Jenjang Pendidikan Dasar se-Kota Salatiga dihadiri Forkopimda se-Salatiga, Selasa 19 November 2024.
BACA JUGA: Kapolres Minta Siswa SMAN 1 Salatiga Tertib Berlalu Lintas, Tidak Bullying dan Kreak
BACA JUGA: Dinas Pendidikan Demak Tegas Sikapi Tawuran, Bullying, dan Kasus Asusila di Kalangan Pelajar
Diungkapkan Yasip Khasani, pentingnya memberikan pemahaman sejak dini tentang bullying tidak hanya kepada siswa dalam menghadapi kehidupan bermasyarakat.
"Pemahaman Bullying juga perlu diberikan kepada orang tua tidak hanya anak didik. Terutama batasan-batasan apa saja koridor bullying itu," ungkap Yasip Khasani.
Dan melalui Karnaval AntiBullying, Yasip Khasani berharap besar sasaran gerakan kampanye (anti bullying) tepat sasaran.
Ia mengungkapkan bahwa, kegiatan ini juga dirancang menjadi mempromosikan kreativitas siswa melalui pertunjukan seni dan budaya, sekaligus memperkenalkan Salatiga sebagai kota yang ramah dan berbudaya.
BACA JUGA: Ratusan Pelajar SMP Kabupaten Tegal Kampanye Antibullying
BACA JUGA: Puluhan Siswa SMP Negeri 1 Balapulang Kabupaten Tegal Ikuti Sosialisasi Cegah Napza dan Bullying
"Acara ini sangat positif dan merupakan kegiatan penting dalam rangka meningkatkan kesadaran tentang anti bullying di tingkat pendidikan dasar dan menengah,” terang Yasip.
Yasip sangat mengapresiasi panitia dan seluruh pihak yang terlibat, dan berharap acara ini dapat menjadi pemantik pengarusutamaan isu anti bullying dalam pendidikan.
Apresiasi setinggi-tingginya ia tujukan kepada kreativitas siswa yang ditampilkan melalui berbagai pertunjukan karnaval.
"Karnaval ini menjadi salah satu kegiatan yang merupakan perwujudan inti proses pendidikan dasar dan menengah, yaitu antibullying," imbuhnya.
BACA JUGA: Tolak Bullying, Siswa SMPN 2 Pangkah Kampanye Keliling Desa dengan Poster
BACA JUGA: Mencegah Bullying, SDN Cabawan 2 Tegal Gandeng Aparat Polsek Sumurpanggang
Melalui pendidikan ini diharapkan siswa memahami dasar-dasar sikap anti bullying, sehingga menjadi bekal bagi siswa untuk menempuh pendidikan lebih tinggi, lebih utamanya bekal bersikap dan berperilaku di masyarakat.
Misi Menteri Pendidikan
Sementara, Kepala Badan Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar Provinsi Jawa Tengah, Nugraheni Triastuti, menyampaikan misi Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, untuk meningkatkan kualitas pendidikan dasar dan menengah.
Topik utama meliputi pendidikan berkualitas dengan indikator seperti sarana prasarana memadai, pembelajaran adaptif, dan keterlibatan sosial budaya.
"Misi utama Kementerian peningkatan layanan pendidikan inklusi dan pengembangan talenta unggul. Pak Menteri menekankan pentingnya kolaborasi semua pihak untuk mewujudkan pendidikan berkualitas untuk semua," terang Heni.
Heni juga menegaskan, program prioritas Kementrian Pendidikan Dasar adalah penguatan karakter melalui pelatihan bimbingan konseling untuk guru, penanaman tujuh kebiasaan positif anak Indonesia.
Karnaval dimulai dari depan Kantor Dinas Pendidikan dan berakhir di lapangan SMPN 2 Salatiga tersebut diikuti oleh 33 sekolah (PAUD/TK/SD/SMP/PNF) dengan jumlah personil sekitar 5.000 siswa.
Turut hadir di panggung kehormatan pendopo Rumah Dinas Wali Kota Salatiga, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia yang diwakili oleh Kepala Badan Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar Provinsi Jawa Tengah, jajaran Forkopimda, Sekda Kota salatiga beserta Kepala OPD, tokoh masyarakat dan pemerhati pendidikan.
Ditengah kegiatan, seluruh tamu undangan, pelajaran dan Forkopimda membubuhkan tanda tangan wujud komitmen anti bullying.