SALATIGA.jateng.disway.id - Penanganan stunting menjadi salah satu prioritas dalam Sambang Warga yang di jalankan Penjabat Wali Kota Salatiga, Yasip Khasani di wilayah Kelurahan Kalibening. Dari data yang dikantongi Pj Wali Kota, angka stunting di Kelurahan Kalibening mencapai 12 anak atau sekitar 11,21%.
"Data yang saya miliki di Kelurahan Kalibening ada 12 anak stunting atau sekitar 11,21%," kata Yasip Khasani di Salatiga, Kamis 31 Oktober 2024.
Tingginya angka anak stunting di Kelurahan Kalibening diharapkan Pj Wali Kota Salatiga agar RT/RW, dawis, pengurus PKK turun dan terus mengawal serta memecahkan berbagai masalah yang ada.
BACA JUGA: UKSW Siap Menghadirkan Tenaga di Bidang Psikologi Guna Tekan Stunting di Salatiga
Pasalnya, penanganan stunting tidak bisa satu pihak saja. Diperlukan kerjasama yang baik, bukan hanya Pemerintah Kota Salatiga melainkan semua warga masyarakat.
Yasip juga membeberkan, persoalan stunting, kemiskinan, penggangguran persoalan komplek di Salatiga.
Pejabat di lingkungan Provinsi Jateng ini juga menekankan untuk hilirisasi di bidang pertanian bagi warga masyarakat dan melaporkan data ter-update warganya yang masih mengganggur.
Yasip menyarankan, agar kelompok tani di Keluraggan Kalibening diminta melakukan hilirisasi pertanian sehingga tidak hanya mengolah gabah saja namun sampai mengepak beras kedalam kantong-kantong plastik yang siap dijual.
"Bapak RT/RW bisa membantu warganya yang potensial dengan mencarikan bantuan peralatan dan modal. Sehingga kalau ada yang mengganggur akan bisa terserap dan bekerja. Kita juga akan mengadakan pelatihan bertahap guna meningkatkan kemampuan warga masyarakat," jelas Yasip.
BACA JUGA: Sampai Juni 2024, Tercatat Ada 547 Balita Stunting di Salatiga
Begitu juga persoalan investasi, bukan hanya Pemerintah Kota Salatiga melainkan semua pihak tak terkecuali warga masyarakat. Adanya dukungan dari berbagai pihak akan mempersatukan pandangan tentang penanganan stunting.
"Sehingga kita mendapatkan sinergi yang baik guna menurunkan angka stunting tersebut," imbuhnya.
Layanan Si Canting
Sebelumnya, Pj Wali Kota Salatiga Yasip Khasani juga meluncurkan program layanan 'Si Canting', Strategi Kolaborasi Cegah Stunting di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) milik Pemkot Salatiga.
Si Canting ini satu upaya Pemkot Salatiga menekan angka prevalensi dan menuju 'zero poin' stunting di Kota Salatiga.
"Program layanan ini, satu Strategi dan kolaborasi Pemda Salatiga dalam mencegah stunting sebagai upaya menurunkan prevalensi stunting di kota Salatiga. Selamat kepada Bu Dir (Direktur RSUD Salatiga dr. Riani Isyana Pramasanthi., M.Kes), semakin tambah kerjaannya," ucap Yasip Khasani.
Pj Wali Kota Salatiga Yasip Khasani menuturkan, akan stunting di Salatiga masih terbilang fluktuatif. Dimana, Pemerintah Indonesia menargetkan angka prevalensi stunting turun menjadi 14% pada akhir tahun 2024. Sedangkan, Pemerintah Kota Salatiga menargetkan "Zero Stunting" pada akhir tahun 2024.
BACA JUGA: Penanganan Pencegahan Stunting, Tenaga Medis Salatiga Usul Libatkan Tim Psikologi
"Sehingga, melalui Si Canting, strategi kolaborasi cegah stunting sebagai upaya menurunkan prevalensi stunting di Kota Salatiga yang masih tinggi, yakni sekitar 16 persen," ungkapnya.
Si Canting merupakan terobosan baru dimiliki RSUD Salatiga, mencoba hadir sebagai pusat koordinasi dan pelaksana utama program dengan memanfaatkan sumber daya dan keahlian yang dimiliki.
Meski demikian, ia pun memberikan catatan bahwa perlu adanya tindak-lanjut secara keahlian terkait dengan stunting.
Dengan diluncurkannya Si Canting, Yasip Khasani yakin permasalahan stunting di Salatiga akan dapat ditekan. Pihaknya juga akan melibatkan PPKK, serta pendataan pun akan melibatkan Dasawisma.
"Sehingga anak-anak yang tidak datang ke Posyandu akan ditangani secara bersama-sama dengan Dasawisma dengan datang ke rumah dan terukur pada waktu yang ditentukan. Dan kita memiliki satu data statik yang memang dapat dipertanggungjawabkan dan datanya lengkap per anak stunting," bebernya.